SOLOPOS.COM - Massa Formas memadati gedung DPRD Sragen untuk menyampaikan aspirasi, Senin (8/5/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.comSRAGEN — Ratusan warga yang terdiri dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang pasar, paguyuban tukang becak, dan Forum Peduli Kebenaran dan Keadilan Sambirejo yang tergabung dalam Forum Masyarakat Sragen (Formas) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Bupati Sragen, Senin (8/5/2017).

Mereka membawa poster dan spanduk berjalan dari Alun-alun ke depan Kantor Bupati Sragen. Mereka menuntut supaya pedagang Pasar Masaran ditata ulang. Dalam aksi ini, massa membawa kado berupa roti basi dan dua ekor tikus sebagai simbol adanya ketidakadilan yang terjadi dalam penataan Pasar Masaran.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Demo Formas. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Demo Formas. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

“Ketidakadilan itu terjadi dalam penataan pedagang Pasar Masaran. Pedagang yang mestinya di depan malah dipindah ke belakang. Selain itu penawaran solusi yang ditawarkan dinas ternyata dicabut kembali. Kebijakan itu tidak bisa dipegang,” ujar Andang Basuki dalam orasinya.

Kedatangan massa Formas itu ditemui Wabup Dedy Endriyatno. Dedy meminta Formas membuat konsep solusi yang bisa mengakomodasi semua pihak dan selanjutnya duduk bersama untuk menyelesaikan masalah pedagang. Dedy menawarkan ada perwakilan untuk duduk bersama di dalam ruang rapat bupati tetapi tawaran itu ditolak massa.

Demo Formas. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Demo Formas. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Massa bergerak dengan berjalan kaki dan naik becak motor menuju Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen yang berjarak 2 km. Mereka memadati pintu masuk dinas itu. Orasi juga disampaikan oleh pengurus Formas.

Namun kedatangan massa tidak ditemui Kepala Disperindag Sragen Untung Sugiharto tetapi ditemui Sekretaris Disperindag Sragen Tri Saksono. “Maaf, Pak Untung sedianya mau menemui massa di Pemkab bersama Wabup dan Sekda tetapi dari Formas tidak berkenan,” ujarnya.

Penyerahan roti dan telur busuk. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Penyerahan roti dan telur busuk. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Massa menyerahkan kado berupa telur busuk, tabur binga, tikus, dan roti busuk. “Kado itu bukan untuk Pak Tri tetapi untuk kepala dinas. Ini menunjukkan mentalnya,” ujar Sunarji, salah satu korlap aksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya