Soloraya
Jumat, 25 Agustus 2023 - 09:37 WIB

Dendam di Balik Dugaan Penganiayaan Mahasiswa FMIPA UNS oleh Sopir Dekanat

R Bony Eko Wicaksono  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa FMIPA UNS, Khoirul Umam (kanan) menunjukkan laporan polisi kasus dugaan penganiayaan di Mapolresta Solo, Kamis (25/8/2023) bersama salah satu rekan Umam yang mendampingi melaporkan kasus itu di Polresta Solo. (Solopos.com/R. Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO – Seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS Solo, Khoirul Umam, melaporkan sopir dekanat FMIPA UNS Solo, Yudo Prihandono, atas dugaan penganiayaan dan ancaman pembunuhan ke Polresta Solo. Aksi penganiayaan dilakukan terlapor di area kampus pada Rabu (23/8/2023) petang.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (24/8/2023), sebelum kejadian, ada kegiatan orientasi pengenalan kampus bagi mahasiswa baru di FMIPA UNS.

Advertisement

Umam yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS Solo ini lantas dipanggil oleh pihak rektorat yang hendak mengklarifikasi soal isu kemahasiswaan di lingkungan kampus.

Selepas klarifikasi, Umam naik mobil bersama pelapor, dekan, dan wakil dekan FMIPA UNS dari kantor rektorat menuju kantor dekan FMIPA UNS.

Umam duduk di samping Yudo yang menyetir mobil. Sementara dekan dan wakil dekan duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Advertisement

Saat di dalam mobil, Umam dicecar beragam pertanyaan soal propaganda yang dilakukan di area kampus. Sejurus kemudian, Yudo menempeleng pipi Umam di dalam mobil.

“Saat itu, ada dekan dan wakil dekan juga di dalam mobil. Mereka melerai agar tidak memakai cara kekerasan dan fisik,” ujar Umam di Mapolresta Solo, Kamis.

Setiba di kantor dekan, Umam yang tengah berjalan di area kampus dihampiri oleh Yudo. Dia langsung dipukul menggunakan tangan kosong di bagian dahi Umam.

Advertisement

Umam lantas berlari ke taman di sekitar masjid. Di lokasi itu, Yudo kembali memukul dan menjambak rambut Umam. “Saya dipukul sekitar lima kali. Di kepala, paha dan kaki. Pak Yudo juga mengancam akan membunuh saya. Ada rekamannya,” ujar dia.

Umam mengaku telah diperiksa oleh penyidik Satreskrim Polresta Solo pada Rabu malam hingga Kamis dini hari. Saat ini, Umam telah menunggu hasil visum.

Dendam Pribadi

Khoirul Umam, menyebut sopir dekanat FMIPA UNS Solo, Yudo Prihandono, memiliki dendam pribadi terhadap dirinya. Hal ini karena Yudo diberi sanksi oleh rektorat buntut dari aksi propaganda berupa pencoretan mobil dinas bertuliskan “Jamal Gagal”.

Hal itu bermula dari aksi kemahasiswaan yang menyoroti beragam isu di lingkungan kampus pada Juni lalu. Seperti soal dana kemahasiswaan dan biaya pendidikan. Kala itu, Umam mencoret bodi mobil dinas yang tertutup debu tebal dengan tulisan “Jamal Gagal”.

Selepas aksi itu, ia dipanggil pihak rektorat untuk diklarifikasi. Namun, buntut dari aksi itu, Yudo selaku sopir dekanat FMIPA UNS mendapat sanksi dari rektorat.

“Sebenarnya kasus itu sudah selesai. Sudah rampung setelah saya diklarifikasi. Namun, Pak Yudo ini mendapat sanksi dari rektorat,” ujar Umam di Mapolresta Solo, Kamis (24/8/2023).

Dia menduga dendam pribadi itu dilampiaskan saat dirinya dipanggil oleh pihak rektorat pada Rabu (23/8/2023). Umam mendapatkan intimidasi di dalam mobil. Dia juga dianiaya di dalam mobil dan sekitar taman di area FMIPA UNS Solo.

“Jadi penganiayaan dilakukan di dua lokasi. Pertama di dalam mobil. Kedua di sekitar taman. Saat itu, ada anggota satpam dan mahasiswa lain yang juga melihat saya dipukuli oleh Pak Yudo,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua BEM FMIPA UNS periode 2022, M. Khairil Ibadurrahman mengatakan mahasiswa bakal mengawal kasus dugaan penganiayaan dan ancaman pembunuhan itu. Mereka berkomitmen menempuh jalur hukum dalam kasus itu.

Umam trauma dan takut untuk beraktivitas di kampus setelah kasus penganiayaan tersebut. “Kami tidak akan menempuh cara kekeluargaan. Sampai ada efek jera dan hukuman bagi pelaku. Ini sebagai warning bagi pihak fakultas maupun rektorat agar menjamin ruang berpendapat dan berekspresi bagi mahasiswa,” ujar dia.

Laporan ke Polisi

Penyidik Satreskrim Polresta Solo bakal memeriksa pelapor dan terlapor dalam kasus dugaan penganiayaan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS Solo, Khoirul Umam. Penyidik juga bakal memeriksa saksi di lokasi kejadian sembari menunggu hasil visum.

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Agus Sunandar, mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan telah menerima laporan dugaan penganiayaan di lingkungan area UNS Solo.

“Pelapor langsung dimintai keterangan oleh penyidik. Ini langkah awal dalam proses penyelidikan,” kata dia, Kamis (24/8/2023).

Penyidik juga menjadwalkan untuk memanggil terlapor untuk dimintai keterangan dalam waktu dekat. Tak hanya itu, sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian juga akan diperiksa secara maraton.

Keterangan dari pelapor, terlapor, dan saksi bakal disinkronkan oleh penyidik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kronologi dan alur kasus itu secara gamblang.

“Nanti dicocokkan dengan hasil visum dari layanan kesehatan. Jadi jelas apakah ada unsur-unsur pelanggaran hukum atau tidak,” ujar dia.

Tanggapan Pihak Kampus

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS Solo, Harjana, mengakui ada penganiayaan terhadap mahasiswa Khoirul Umam di fakultas setempat, Rabu (23/8/2023).

Mahasiswa tersebut dianiaya oleh seorang sopir Yudo Prihandono di kampus FMIPA UNS Solo pada sore menjelang Magrib. Sopir tersebut merupakan karyawan non-PNS yang sudah bekerja sejak April 2015 lalu.

“Betul telah terinfo terjadi kekerasan kepada salah satu mahasiswa MIPA yang dilakukan oleh driver MIPA,” kata dia dalam jumpa pers di FMIPA UNS Solo, Kamis (24/8/2023).

Pihaknya menyebut telah melakukan klarifikasi kepada terduga pelaku. Harjana menyatakan bahwa terjadinya kekerasan karena persoalan pribadi masing-masing.

“Kami tidak akan meneruskan terkait persoalan pribadinya apa, karena ranah pribadi jadi saya serahkan ke pihak berwajib,” lanjut dia.

Dia mengatakan saat ini pihaknya sudah menyerahkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib atau kepolisian.

“Mendukung penuh proses pelaporan, penyelidikan, penyidikan dan persidangan terhadap dugaan kasus kekerasan yang terjadi di FMIPA,” lanjut dia.

Dia menegaskan akan membantu pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut. Harjana menyebut saat ini sopir dekanat sudah dinonaktifkan agar dapat mengikuti proses hukum yang hadapi. “Jadi sudah tidak ada di FMIPA,” lanjut dia.

Dia mengatakan sangat tidak mentoleransi kekerasan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh civitas academica di FMIPA. elain itu, dia mengatakan Khoirul Umam saat itu memang sedang diantar Yudo ke rektorat lantaran konfirmasi terkait selebaran.

Selebaran tersebut berisi narasi salah satunya terkait dugaan korupsi UNS Solo yang tersebar di hari terakhir kegiatan PKKMB, Rabu.

Dia mengaku tidak mengetahui detail kronologi lantaran kejadian dugaan kekerasan itu terjadi luar jam kerja. “Jadi saya tidak ada di tempat karena di luar jam kerja,” kata dia.

Sebelumnya beredar kabar di akun Twitter @UNSFess_ yang menyebut adanya kekerasan di dekat masjid FMIPA.

“Aku nulis ini sambil gemeter gatau mau ngadu kesiapaa, tadi pas mau pulang dari kampus, aku lihat tendik mipa mukulin mahasiswa di deket masjid mipa,” tulis akun Twitter @UNSFess_ dikutip Solopos.com.com, Kamis (24/8/2023).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif