Soloraya
Kamis, 3 Agustus 2023 - 21:09 WIB

Densus 88 Sempat Beri Santunan Sebelum Tangkap TN di Cemani Sukoharjo

Magdalena Naviriana Putri  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah warga di Turi RT 002/RW 007, Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, digeledah Densus 88 Mabes Polri pada Kamis (3/8/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Keluarga TN yang sempat digeledah rumahnya di Turi RT 002/RW 007, Cemani, Grogol, Sukoharjo sempat diberi santunan sebelum akhirnya terduga teroris itu ditangkap pada Rabu (2/8/2023). Diketahui TN memiliki istri yang mengalami lumpuh setelah melahirkan anaknya yang terakhir.

Hal itu disampaikan Ketua RT setempat Usman Saubari, 42, saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (3/8/2023). Usman menceritakan awal mula penangkapan TN tersebut. Pada Rabu, dua orang pihak berwajib mendatangi rumahnya sekitar pukul 14.00 WIB ditemani Bayan Desa Cemani.

Advertisement

Saat itu Usman menceritakan ketiganya memberikan informasi mengenai TN yang diduga terlibat dalam aksi terorisme berupa bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung pada 7 Desember 2022 lalu. Namun Usman mengakui tak mengenal dekat warganya itu.

“Saya kurang paham betul dan mas TN itu kan orangnya tertutup, jarang berkomunikasi dengan warga. Ketika ada kegiatan di kampung dia tidak pernah ikut. Jadinya, saya kurang paham betul mengenai kepribadiannya,” cerita Usman.

Advertisement

“Saya kurang paham betul dan mas TN itu kan orangnya tertutup, jarang berkomunikasi dengan warga. Ketika ada kegiatan di kampung dia tidak pernah ikut. Jadinya, saya kurang paham betul mengenai kepribadiannya,” cerita Usman.

Ia kemudian meminta ketiganya mengonfirmasi langsung ke rumah TN. Namun sayangnya saat itu rumah tersebut tampak tertutup dan tak berpenghuni. Kemudian setelah Ashar, mereka disambut singgah ke rumah TN.

Usman mengaku ketiganya tak langsung menjemput paksa TN melainkan dengan memberi santunan. Lantaran istri TN sakit lumpuh akibat tulangnya mengalami pengapuran karena proses persalinan dengan jarak terlalu dekat. TN diketahui memiliki tujuh anak dan satu di antaranya telah meninggal dunia.

Advertisement

“Anaknya masih kecil enam itu, saya takutnya membuat psikis anaknya [down] dalam artian nanti timbul pertanyaan wah ortu saya kok begini dan sebagainya. Nah istrinya kalau tahu TN ditangkap nanti ngedrop lagi. Saya takutnya kesehatan keluarganya bagaimana apalagi ibunya TN itu sudah sepuh,” ungkap Usman.

Setelah itu TN dibawa Tim Densus 88 Antiteror untuk dimintai keterangan. Ia tak tahu posisi TN saat ini. Kemudian pada Kamis sekitar pukul 09.00 WIB, ia dihubungi Tim Densus 88 Antiteror bersama perangkat Desa Cemani yang akan menggeledah rumah TN mencari barang bukti.

“Ternyata tadi pagi ditemukan ada sebuah HP sama brosur panci. Cuma ada dua bukti itu disaksikan oleh saya dan Pak Bayan, lalu ada juga Pak Lurah, Pak Camat, dan tokoh-tokoh masyarakat,” papar Usman.

Advertisement

Dalam penggeledahan itu ibu, TN sempat menangis lantaran mengkhawatirkan siapa yang akan merawat istri dan anak-anak TN dengan kondisi tersebut. Selama ini, Usman tak mengetahui betul apa yang dikerjakan TN untuk menghidupi keluarganya lantaran ia cukup tertutup.

Dalam memorinya ia hanya mengetahui TN pernah membantu orang tuanya berjualan di kantin Pabrik PT Danrilis. Lalu TN sempat menjadi penjaga sekolah di sebuah SD.

Usman juga menceritakan sebelum mengalami kelumpuhan, istri TN masih sering menyapa tetangga sekitar. Bahkan, ibu dan kakaknya hingga kini masih bersosialisasi dengan warga.

Advertisement

Meski asli dari kampung setempat TN justru jarang bersosialisasi. Ia tak mengetahui aktivitas dan perkumpulan apa yang sedang diikuti TN, namun menurutnya TN memiliki sedikitnya enam jemaah. Namun ia tak mengetahui pasti apa yang dikerjakan mereka selama ini karena tak pernah ada izin kegiatan pada RT.

Usman mengaku sering melewati rumah TN dan hanya mendengar mereka seperti berlatih membaca Al-Quran. Usia jemaah menurutnya beragam kebanyakan justru lebih dua dari TN, namun ada juga yang lebih muda. Pertemuan tersebut dilakoni setiap malam Jumat layaknya pengajian.

“Saya sendiri juga terkejut kok seperti ini. Imbauannya ya kalau bisa ya mangga ketika mau berorganisasi atau berkecimpung di organisasi apapun ya silahkan, tapi jangan sampai ada hal-hal yang negatif atau yang merugikan negara maupun dirinya sendiri,” ungkap Usman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif