Soloraya
Rabu, 26 Agustus 2020 - 18:15 WIB

Deretan Tempat Religi di Wonogiri yang Kerap Dikunjungi Pejabat Sebelum Nyalon di Pileg atau Pilkada

Aris Munandar  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Makam Kiai Sidik Premono di kawasan Sri Gading, Dusun Karakan, Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Wonogiri mempunyai beberapa tempat yang biasa dikunjungi pejabat atau politisi sebelum mencalonkan diri sebagai calon legislatif atau kepala daerah.

Salah satu pemerhati tempat wisata religi, Matnawir, mengatakan selama ini ada dua tempat di Wonogiri yang populer dan biasa dikunjungi pejabat atau politisi. Tempat tersebut yakni Sendang Siwani di Kecamatan Selogiri dan Wisata Khayangan di Kecamatan Tirtomoyo.

Advertisement

Ia mengatakan, di Sendang Siwani terdapat petilasan Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa. RM Said merupakan seorang pejuang yang mencapi derajat tertinggi, yakni seorang raja. Petilasan dan sosoknya tersebut menjadi simbol yang diagungkan.

Download Petanya di Sini! Ini 3 Rute Bersepeda Sembari Wisata di Solo

Advertisement

Download Petanya di Sini! Ini 3 Rute Bersepeda Sembari Wisata di Solo

Begitu juga di Khayangan terdapat petilasan tapa Raja Mataram yakni Sultan Agung Hanyakrakusuma. Selain Sultan Agung, beberapa raja di tanah jawa juga bertapa di daerah tersebut.

Matnawir mengatakan, tidak hanya di dua tempat tersebut, ada beberapa tempat di Wonogiri lainnya yang biasa dikunjungi pejabat atau politisi untuk memenuhi hajatnya. Tempat-tempat tersebut yakni Sendang Sinangka di Kecamatan Selogiri, Pantai Sembukan di Kecamatan Paranggupito, dan beberapa tempat lainnya.

Advertisement

"Makam orang yang sering dikunjungi tersebut semasa hidupnya mempunyai derajat yang tinggi. Biasanya orang zaman dahulu jika mempunyai derajat tinggi dimakamkan di perbukitan," kata Matnawir saat dihubungi Solopos.com, Rabu (26/8/2020).

Orang yang berkunjung ke daerah tersebut, menurut dia, biasanya mempunyai hajat, urusan pekerjaan, rezeki dan lain-lain. Adapun cara atau ritual yang dijalankan juga berbeda-beda.

Sanksi Warga Tak Bermasker di Klaten: KTP Ditahan Sepekan dan Menyapu

Advertisement

Jika orang Islam yang mempunyai pegangan syariat, mereka akan mendatangi makam dengan cara bertawasul, membaca tahlil dan membaca doa-doa. Jika dilakukan dengan ritual kejawen, caranya bergagam, ada yang berdiam diri hingga bertapa.

Para pengunjung, lanjut Matnawir, biasa melakukan ritual pada malam hari. Karena suasana malam lebih hening. Dan biasanya dilakukan pada malam tertentu, seperti malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. Namun setiap pengunjung mempunyai kriteria sendiri.

"Setiap orang mempunyai cara tersendiri yang diyakini agar hajatnya terkabul. Selain itu setiap tempat mempunyai sejarah tersendiri. Di satu tempat jika dilakukan pada malam ini, dengan cara ini, maka akan mendapatkan ini. Begitu kiranya," tutur Matnawir.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif