Soloraya
Rabu, 30 Maret 2011 - 19:53 WIB

Derita Hafiza, penderita hydrocephalus

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Di saat teman-teman sebayanya mulai mengenal permainan dan bermain, tidak demikian halnya bagi Hafiza Tri Wahyuni, bayi berusia 14 bulan. Putri ketiga pasangan Marfuat, 42 dan Jumartinah, 40, warga Dukuh Bakalan, Desa Selondoko, Kecamatan Ampel ini. Hafiza harus terus digendong ibunya karena menderita hydrocephalus atau pembesaran kepala.

Tiap hari sang ibu harus menggendong putrinya tersebut. Kalaupun harus diletakkan di tempat tidur, juga harus berhati-hati, karena kondisi kepala yang terus membesar akibat menumpuknya cairan di kepala itu. Meski sudah berkurang, karena telah dioperasi di RS Kariadi Semarang, tetapi kepala Hafiza masih tampak besar.

Advertisement

Bahkan, berat kepalanya melebihi berat tubuhnya sendiri. Bahkan, kondisi memelas terlihat saat balita itu menangis, karena suara tangis yang kecil.

Menurut Marfuat, awalnya, putri kesayangannya itu lahir normal. Kelainan itu muncul saat dirinya akan mencukur rambut anaknya saat pelaksanaan selapanan atau peringatan 40 hari kelahiran.

“Saat akan dicukur itu, di ubun-ubun kepala terasa sangat lunak, tidak seperti bayi-bayi lainnya. Bahkan dalam beberapa hari, bagian yang lunak itu terus membesar dan melebar,” ujarnya.

Advertisement

Hingga, pada bulan Februari 2010 lalu, jelas Marfuat, dirinya mendapatkan bantuan dari pihak ketiga untuk melakukan operasi pengambilan cairan di kepala putrinya tersebut. Setelah menjalani operasi, hingga saat ini juga belum pulih, meski cairan yang diambil sudah berangsur sedikit.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali dr Yulianto Prabowo yang melakukan pengecekan kondisi bayi itu mengatakan pihaknya sudah memerintahkan Puskesmas Ampel dan bidan desa untuk terus melakukan pengecekan secara rutin. Selain itu, pihak Dinkes juga telah memberikan bantuan makanan pendamping (MP) ASI selama tiga bulan.

“MP-ASI itu juga akan terus kami berikan jika stok yang diberikan telah habis,” papar dia.

Advertisement

Yulianto menambahkan Hafiza juga mengalami gizi buruk, akibat hydrocephalus yang dideritanya. Selain itu, pihak Dinkes juga terus melakukan koordinasi dengan tim dokter RS Kariadi Semarang terkait perkembangan pascaoperasi.

fid

Advertisement
Kata Kunci : Bayi Boyolali Hydrocepalus
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif