Soloraya
Jumat, 25 September 2020 - 13:05 WIB

Derita Petani Klaten, Stok Pupuk Urea Bersubsidi di 5 Kecamatan Kosong

Taufiq Sidik Prakoso  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani di Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo menebarkan pupuk di sawah, Kamis (24/9/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Stok pupuk bersubsidi jenis urea di lima kecamatan di Kabupaten Klaten sudah kosong atau terserap 100 persen sehingga menyulitkan petani.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat terkait tambahan kuota pupuk urea bersubsidi.

Advertisement

Sebelumnya, DPKPP mengajukan tambahan kuota pupuk bersubsidi untuk Klaten.

ITB Ungkap Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Begini Respons BMKG

Advertisement

ITB Ungkap Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa, Begini Respons BMKG

“Sampai saat ini belum. Tetapi, kami sudah mendapatkan informasi bahwa tambahan kuota itu sudah ditandatangani menteri. Namun, jumlahnya berapa masih menunggu SK kementerian. Nanti diturunkan ke Dinas Pertanian provinsi baru ke dinas kabupaten,” kata Widiyanti saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (24/9/2020).

Widiyanti mengatakan ada sejumlah wilayah yang stok pupuk bersubsidi terserap 100 persen. Kondisi itu terjadi di lima kecamatan yakni Gantiwarno, Jogonalan, Prambanan, Trucuk, dan Klaten Selatan.

Advertisement

Inspiratif, Bocah Sragen Novin dan Ardian Jawab Hujatan dengan Karya

Selain itu, dia mendorong agar petani menggunakan pupuk organik.

“Di KPL kami sudah minta menyediakan pupuk nonsubsidi tetapi memang harganya lebih tinggi. dan kami sarankan mengoptimalisasi penggunaan pupuk organik ke kelompok tani. Rata-rata petani itu memiliki ternak seperti sapi yang kotorannya bisa dimanfaatkan untuk pupuk,” kata dia.

Advertisement

Langka Sebulan Terakhir

Salah satu petani di Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Suroto, 67, mengatakan pupuk bersubsidi di wilayahnya langka sebulan terakhir terutama untuk jenis urea.

Suroto mengaku beruntung karena sebelum pupuk bersubsidi langka, dia sudah memiliki stok pupuk yang cukup.

“Kebetulan sawah saya sudah dua kali pemupukan urea. Jadi untuk sementara belum butuh lagi pupuk,” kata Suroto.

Advertisement

3 Lokasi di Klaten Ini Tersedia Internet Gratis untuk Belajar Daring

Petani di Desa Bowan, Kecamatan Delanggu, Harno, 43, juga mengaku mulai kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi sebulan terakhir.

“Yang paling dibutuhkan itu urea karena untuk memancing munculnya anakan. Sepatok itu setidaknya butuh pupuk urea satu kuintal,” kata Harno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif