Soloraya
Kamis, 21 Oktober 2021 - 17:37 WIB

Desa Banyurip Juga Punya Program Masak Lontong Pakai Tlethong, Mantap!

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pendamping Kampung Proklim mengecek fungsi IPAH hybrid di salah satu rumah warga di Dukuh Ploso Ombo, Desa Banyurip, Jenar, Sragen, baru-baru ini. (Istimewa/Kampung Proklim Banyurip)

Solopos.com, SRAGEN — Di samping mitigasi bencana krisis air bersih, para warga di wilayah Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen juga mengembangkan biogas. Biogas ini bersumber dari kotoran ternak sapi.

Setidaknya ada tujuh keluarga yang memanfaatkan biogas dari kotoran ternak sapi sebagai sumber energi terbarukan untuk memasak.

Advertisement

Upaya adaptasi perubahan iklim itu dilakukan dan masyarakat bisa menghemat pengeluaran. “Malah ada keluarga yang menjual tabung gas elpiji 3 kg karena cukup menggunakan biogas. Bahkan biogas itu sampai dibagikan ke tetangga,” ujar Sigit Murhofik, Penyuluh Kehutanan Kecamatan Jenar, Kamis (21/10/2021).

Baca Juga: Adaptasi dan Mitigasi Iklim Antar Banyurip Jadi Kampung Proklim

“Pengembangan biogas itu ada di Dukuh Betek, Banyurip, dan Ngingkung. Pengembangan biogas baru dimulai 2021 dan sudah jalan dengan modifikasi warga sendiri. Kami melahirkan konsep Masak Lonthong Pakai Tlethong karena memang ada bakul lonthong yang memasak dengan biogas dari tlethong [kotoran] sapi,” katanya.

Advertisement

Upaya mitigasi dengan memperbanyak instalasi pengolahan air hujan (IPAH) dan upaya adaptasi dengan biogas itulah yang membuat wilayah Banyurip menjadi Kampung Program Iklim (Proklim) 2021.

Sigit menilai Proklim Banyurip itu khas karena disandingkan dengan kehutanan sosial yang dikelola oleh Lembaga masyarakat Desa Hutan (LMDH) Banyurip Sari.

Baca Juga: Memanen Hujan dengan IPAH Jadi Cara Warga Banyurip Atasi Kekeringan

Advertisement

“Para warga dari Komunitas Banyu Langit Banyurip dan LMDH itu sering kali menjadi narasumber dalam diskusi Kampung Proklim di Soloraya dengan mengangkat tema Perbanyak IPAH Air Melimpah. Kami terobsesi pada penyerahan penghargaan Kampung Proklim 2024 nanti yang menyerahkan bisa Presiden,” katanya.

Sigit melihat dukungan dana desa (DD) untuk Kampung Proklim ada berupa pembangunan rumah pilah bank sampah pada 2019. Pemilahan sampah itu sebagai upaya adaptasi dalam perubahan iklim yang dilakukan warga Banyurip.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif