SOLOPOS.COM - Caption: Anak-anak bermain di kolam keceh di Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Minggu (3/3/2013). Kolam ini baru sebulan selesai dibangun. (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

Anak-anak bermain di kolam keceh di Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Minggu (3/3/2013). Kolam ini baru sebulan selesai dibangun. (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

Sebuah taman setengah jadi terhampar di salah satu kawasan di Dusun Kedungsono, Desa Bulusulur, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri.  Meski belum sempurna, sudah ada dua kolam renang yang pada Minggu (3/3/2013) digunakan belasan anak bermain.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Air kolam jernih dan dingin, berasal dari sumber air yang berada hanya 3 meter dari kolam. Di tempat yang sama, ada sepetak sawah yang rencananya akan menjadi sarana bermain edukatif. Ada juga semacam pendapa, panggung dan fasilitas toilet.

Warga desa setempat, Kemis, saat ditemui Solopos.com, di lokasi mengatakan kolam renang yang dikenal dengan nama Kolam Keceh [keceh=bermain air] ini sudah bisa dinikmati warga sebulan terakhir.

“Yang sering ke sini anak-anak. Kami berharap ini menjadi lokasi wisata baru untuk warga dan masyarakat Wonogiri semua,” ujar dia.

Desa Bulusulur memang sedang berupaya mengembangkan semua potensi desa, termasuk tanah kas desa seluas 2 hektare yang kini mulai dibangun menjadi area bermain.

Kepala Desa Bulusulur, Dwi Prasetya, mengaku memiliki mimpi arena bermain itu kelak akan menjadi salah satu ikon desa yang dikenal secara luas. Rencananya, area tersebut juga bisa menjadi pusat kegiatan seni budaya.

Dwi juga mengaku masih memiliki gagasan untuk membuat bumi perkemahan di lokasi seputar area bermain itu. Ide itu bermula dari curhat siswa SMA dan SMP sederajat di Wonogiri yang kebingungan mencari lokasi bumi perkemahan yang dekat dengan sekolah. Untuk menggarap semua wahana Kolam Keceh, pemerintah desa mengandalkan dana PNPM senilai Rp400 juta.  “Warga juga membantu dengan swadaya tenaga,” sebut dia.

Selain bermodal ide kreatif, desa yang bisa dijumpai hanya dengan lima menit perjalanan dari pusat kota kabupaten ini juga memiliki jumlah penduduk yang banyak, mencapai 5.600-an jiwa, tersebar di 32 RT, 10 RW dan enam dusun.

Perusahaan Desa

Kolam Keceh bukanlah satu-satunya kreativitas warga desa ini. Sebelumnya tahun 2010-2011, warga Dusun Klemud dan Dusun Malangsari telah mendahului dengan membangun perusahaan desa. Perusahaan bernama Sumber Agung ini adalah semacam PDAM yang memberikan fasilitas air bersih kepada tak kurang 300 KK.

Seperti PDAM umumnya, perusahaan kecil ini juga menarik biaya dari pelanggannya, namun nilainya jauh lebih terjangkau.

“Tarif air hanya Rp1.500/meter kubik pertama. Yang kedua, Rp1.000. Kalau PDAM kan bisa Rp1.900. Perusahaan desa ini juga didanani PNPM sekitar Rp1 miliar. Ini salah satu bentuk kreatifitas yang bisa memberikan solusi air bersih sekaligus membuka lapangan pekerjaan” terang Dwi.

Selain dua upaya tersebut, warga desa ini juga mengembangkan ide kreatif melalui kerajinan berbasis pelepah pisang. Industri rumah tangga tempe juga tumbuh pesat di Bulusulur. Kini warga di desa seluas 478,6 hektare ini tengah menggagas rencana membangun badan usaha milik desa (BUMDes) yang akan mengkaver semua kegiatan usaha desa.

Dengan struktur masyarakat yang terdiri atas hampir semua kalangan, Dwi berharap keberagaman latar belakang masyarakat bisa memberi warna dan menambah ide-ide kreatif di desa ini. Apalagi, desa yang berbatasan dengan Desa Purworejo di sebelah selatan dan timur, Desa Purwosari di sisi utara dan Kelurahan Wonoboyo di sebelah barat ini dekat dengan pusat pemerintahan sehingga diharapkan terus tumbuh menjadi desa kreatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya