SOLOPOS.COM - Warga mencicipi lebah madu klanceng di Glodogan, Klaten Selatan, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Dokumentasi BUM Desa Glodogan)

Solopos.com, KLATEN – Desa Glodogan merupakan salah satu desa di Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten. Di desa yang berpenduduk berkisar 8.000 jiwa ini sudah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sejak setahun terakhir.

Satu-satunya unit usaha yang digeluti BUM Desa Cahaya Gemilang, yakni budidaya lebah madu klanceng. Melalui budidaya tersebut, pemdes bersama-sama BUM Desa ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan desanya di waktu mendatang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Klub Asal Klaten Boyong Wonderkid Persija Jakarta

Gagasan budidaya lebah madu klanceng berawal dari pengalaman pribadi Ketua BUM Desa Cahaya Gemilang Glodogan, Widodo. Di tahun 2013, istrinya mengalami sakit gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah. Oleh saudaranya, Widodo diminta mencari madu lebah klanceng.

Selanjutnya, madu tersebut dikonsumsi istrinya. Setelah meminum madu klanceng sekaligus menjalani cuci darah, istrinya pun sembuh. Mulai pertengahan 2014, Widodo membudidaya lebah madu klanceng. Seiring berjalannya waktu, budidaya klanceng diadopsi menjadi unit usaha BUM Desa di Glodogan.

“Begitu kami budidayakan, banyak yang mencari madu klanceng ke tempat kami [Glodogan]. Pemasaran madu klanceng ini berada di Klaten, Solo, Jogja, dan daerah lainnya. Madu klanceng ini sangat bagus sebagai obat asam lambung, maag, vertigo, migrain, dan lainnya,” kata Widodo, kepada Solopos.com, Jumat (27/12/2019).

Widodo mengatakan pertumbuhan dan perkembangan lebah klanceng sangat tergantung dengan vegetasi di alam. Semula, lebah klanceng yang dikembangkan berjenis klanceng endemik Jawa dan klanceng hutan yang memilki tubuh lebih besar. Madu klanceng yang dibudidaya sudah mencapai puluhan koloni.

“Dalam satu koloni di lingkungan yang baik, rata-rata dapat menghasilkan 800 mililiter-1 liter selama tiga hingga empat bulan. Harga per liter senilai Rp400.000. Usaha seperti ini sangat prospektif. Ke depan, kami akan kembangkan terus. Selama budidaya lebah klanceng ini, kami juga berkomunikasi dengan pembudidaya lainnya, termasuk dari luar negeri [Malaysia, Peru, dan lainnya],” kata Widodo.

Info dari Tim Teknis Jadi Kunci Sukses Penangkapan Pelaku Teror Novel Baswedan

Kepala Desa (Kades) Glodogan, Zaenal Arifin, mengharapkan pengembangan lebah klanceng dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di seluruh dukuh di Glodogan. Sejumlah dukuh di Glodogan, diantaranya Getasan, Glodogan, Pandeyan, Kalangan, Magrsari, dan lainnya. “Lokasi budidaya lebah klanceng itu berada di Dukuh Padangan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya