SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan memantau jentik nyamuk di rumah-rumah warga di Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Senin (21/1/2013). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

Petugas kesehatan memantau jentik nyamuk di rumah-rumah warga di Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, awal pekan kemarin. (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR--Kepala Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Djoko Slamet Hariadi mengatakan pihakan siap menyayembarakan kebersihan kebayanan atau dusun di wilayah yang bebas dari jantik nyamuk.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Karena berdasar kesimpulan pemeriksaan jentik pada sejumlah rumah penduduk, masih banyak ditemukan.

“Nanti kami akan membahas pemberian hadiah kepada kebayanan yang terbaik dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ini kami lakukan sebagai perangsang agar warga sungguh-sungguh dalam memberantas sarang nyamuk. Sebab pada pemantauan terakhir ini angka bebas jentik (ABJ) di desa kami baru 75% sampai 76%,” ujar dia ketika ditemui wartawan seusai mengontrol PSN di desanya, awal pekan kemarin.

Sebelumnya, warga Desa Ngasem serentak memberantas jentik-jetnik nyamuk di rumah mereka, Minggu (20/1/2013). Hal itu dilakukan guna memutus siklus hidup nyamuk demam berdarah dengue DBD.

Lebih lanjut Djoko mengutarkan guna mengefektifkan PSN, pihaknya akan membentuk tim dari ibu-ibu PKK untuk memantau jentik nyamuk ke rumah-rumah warga. Ia juga menginstruksikan para bayan atau kepala dusun untuk tidak ragu-ragu memantau bak tandon air milik warga agar terbebas dari jentik nyamuk.

Sementara itu Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Fatkul Munir yang hadir pada PSN kemarin mengatakan, keberadaan jentik nyamuk di Ngasem masih cukup tinggi. Karena itu dia meminta pihak desa harus menyadarkan warganya dalam PSN hingga angka bebas jentik (ABJ) di Ngasem harus di atas 95 persen.

“Saya percaya perangkat desa sudah maksimal melakukan PSN, tetapi ini masih kurang sehingga harus membangun kesadaran warga agar mau membersihkan bak penampung air mereka dari jentik. Kemarin ABJ hanya 45 persen, sekarang sudah mengalami peningkatan hingga menjadi 75 persen. Tetapi ini tidak cukup untuk menghilangkan DBD dari desa ini,” papar dia di hadapan tim pemantau jentik terdiri atas para perangkat Desa Ngasem, bidan desa, petugas medis Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Puskesmas Colomadu dan sebagainya.

Dia menjelaskan adanya dugaan penularan penyakit yang diketahui pada Sabtu lalu, mengindikasikan Ngasem masih rawan DBD. Satu-satunya cara untuk menghilangkan DBD, papar dia, dengan cara menyadarkan masyarakat agar menguras dan mengosek bak air sampai bersih paling tidak tiga hari sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya