SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan Kantor Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri. Foto diambil belum lama ini. (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)


Warga melintas di depan Kantor Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri. Foto diambil belum lama ini. (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

Desa Pule adalah salah satu desa di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Untuk mencapai desa ini, bisa ditempuh melalui perjalanan sekitar 10 menit dari Terminal Krisak yang berada di Jl Solo-Wonogiri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Meski terletak di pinggiran kabupaten, lantaran berbatasan langsung dengan Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, kemunculan desa ini berkaitan erat dengan sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri.

Alkisah, tahun 1742 KGPAH Mangkunegara I atau dikenal dengan nama Pangeran Samber Nyawa atau Raden Mas Said memutuskan keluar dari Keraton Surakarta karena tidak puas dengan pemerintahan raja pada masa itu. Raden Mas Said lantas melakukan perjalanan ke sebuah perkampungan yang saat ini dikenal dengan nama Dusun Ngalor, masuk wilayah Desa Pule.

Setelah meminang putri seorang ulama di perkampungan tak jauh dari Ngalor, yakni Raden Ayu Patah Ati, Raden Mas Said memutuskan tinggal beberapa waktu di Ngaloh. Dari perkampungan kecil itulah strategi perang melawan Belanda disusun.

Menetapnya Raden Mas Said di Dusun Nglaroh otomatis membuat 40 prajurit pengikut pangeran tersebut yang dikenal dengan nama 40 prajurit Joyo turut tinggal di sekitar dusun tersebut. Mereka berkumpul di satu kawasan agar memudahkan koordinasi dalam mengatur strategi perang untuk mengusir Belanda.

Empat puluh prajurit itu di antaranya Kyai Wirodiwongso, Raden Sutowijoyo, Mas Ngabei Joyo Dikromo, Kyai Ngabei Joyo Santiko, Kyai Ngabei Joyo Rencono, Kyai Ngabei Joyo Puspito, Raden Ngabei Joyo Sentono, Raden Ngabei Joyo Mursito dan Kyai Ngabei Joyo Hutomo.

Prasasti

“Empat puluh orang prajurit tersebut berkumpul di sekitar Nglaroh. Mereka berjuang melawan penjajah dengan semangat yang dikobarkan Pangeran Samber Nyawa, tiji tibeh, mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh [mati satu mati semua, makmur satu makmur semua],” ? jelas Kepala Desa Pule, Sugimo, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela menghadiri kegiatan panen ikan di Dusun Nglaroh, Desa Pule, baelum lama ini.

Karena menjadi tempat berkumpul para prajurit itulah, wilayah seputar Nglaroh akhirnya diberi nama Desa Pule.  Sugimo menjelaskan dalam bahasa Jawa berkumpulnya prajurit berarti  kumpule prajurit, sehingga jadilah kata pule bagian dari kata kumpule menjadi nama desa tempat 40 prajurit Raden Mas Said berkumpul menyusun strategi perang.

Menurut Sugimo, tak hanya nama desa, tindakan Raden Mas Said di perkampungan tersebut juga kata-kata yang dilontarkan penguasa Pura Mangkunegaran itu kemudian menjadi cikal bakal nama sejumlah dusun. Ada 10 dusun di Desa Pule yang namanya berasal dari kata-kata atau tempat yang disampaikan Raden Mas Said pada pertengahan abad 18 itu.

Sebut saja Dusun Jetak, yang berarti semua jejak [langkah/tindakan] harus pakai otak. Lalu ada Dusun Marekam, yang berasal dari keyakinan bahwa seseorang akan puas atau marem jika berada dalam tekanan. Semangat tersebut digunakan Raden Mas Said untuk mendorong prajuritnya agar tetap maju meskipun menghadapi tekanan Belanda.

Camat Selogiri, Bambang Haryanto, saat ditemui terpisah, mengatakan sejumlah tempat di Kecamatan Selogiri memang berkaitan erat dengan cerita Raden Mas Said dan lahirnya Kabupaten Wonogiri. Lantaran itu, tidak heran kegiatan peringatan Hari Jadi Wonogiri yang jatuh pada bulan Mei, salah satunya dipusatkan di Dusun Nglaroh, Desa Pule.

Di dusun itu terdapat Prasasti Nglaroh, berupa batu berukuran panjang satu meter, tempat Raden Mas Said menentukan kapan pasukannya menyerang Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya