SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUMUR DALAM—Pembuatan sumur dalam di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, merupakan salah satu sarana yang dipersiapkan untuk menyambut Desa Tanjungsari sebagai kawasan minapolitan ikan lele di Boyolali. Foto diambil pekan lalu. (JIBI/SOLOPOS/Ahmad Mufid Aryono)

Solopos.com–Menjadi desa yang bisa memberikan keuntungan bagi warganya, menjadi impian semua pihak. Tak terkecuali bagi Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Boyolali ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Setelah dinyatakan sebagai kawasan minapolitan di Boyolali, sebuah kawasan penyangga produksi ikan lele di Boyolali, kini desa berbatasan dengan Kecamatan Sambi itu terus bersolek.

Kades Tanjungsari, Joko Sarjono, mengatakan pihaknya terus melakukan upaya-upaya inovatif untuk mendukung wilayahnya sebagai kawasan minapolitan. Selain pembenahan sarana dan prasarana, sejumlah infrastruktur juga akan dibangun di desa tersebut.

“Infrastruktur yang akan dibangun, yakni pengaspalan jalan ke kawasan minapolitan dan penataan kolam ikan lele yang saat ini berjumlah 418 buah kolam,” ujarnya kepada Espos, pekan lalu.

Joko menambahkan di seluruh sisi kolam, nantinya akan dibangun pedestrian dengan pemasangan paving block, sebagai upaya memberikan kenyamanan kepada para pengunjung untuk melihat kolam ikan lele.

Selain itu, jelasnya, pihaknya juga tengah membangun sumur dalam untuk mensuplai air bersih bagi kolam-kolam pembesaran ikan lele.

Selain sejumlah infrastruktur itu, jelas Joko, pihaknya, dalam waktu dekat juga akan membangun gapura selamat datang di kompleks minapolitan Tanjungsari. Berbeda dengan gapura-gapura lainnya, gapura selamat datang itu akan dibangun megah dengan konsep njawani.

Selain menggunakan material tembaga dari penghasil tembaga di Tumang, Cepogo, gapura itu juga nantinya akan ditempatkan patung-patung ikan lele, sebagai ikon kawasan minapolitan Tanjungsari.

“Pembangunan gapura itu dilakukan melalui dana dari PNPM Mandiri melalui program <I>neighborhood development<I> (ND),” jelas Joko.

Sementara, Ketua Manajemen Minasari Tanjungsari, Anwar Suseno mengatakan dalam pengelolaan kolam-kolam ikan lele itu diserahkan kepada masing-masing kelompok. Saat ini, jelasnya, ada beberapa kelompok yang sudah berhasil menanen ikan lele.

Selain itu, sebagai upaya mendukung kawasan minapolitan tahun 2012 mendatang, Anwar menjelaskan ada tujuh kelompok yang mendapatkan dana sekitar Rp 700 juta untuk proses bibit hingga pembesaran serta pakan ikan.

“Sampai saat ini sudah dicairkan sekitar 40 persen dari RP 700 juta untuk kegiatan kelompok. Total yang disalurkan nantinya berjumlah sekitar Rp 1,2 miliar untuk pengembangan kelompok,” ujar Anwar.

Menurut Anwar, jika program tersebut bisa berjalan, diperkirakan tahun 2012 mendatang, kawasan minapolitan sudah bisa berkembang. Saat ini, jelas Anwar, pihaknya terus mendorong kelompok-kelompok bisa mengembangkan anggotanya agar bisa memberikan penghasilan bagi anggota itu sendiri. Dengan demikian, jelas Anwar, bisa memberikan keuntungan bagi desa dan warga itu sendiri.

“Kondisi itu juga didukung kawasan yang mampu memberikan pertumbuhan optimal bagi ikan lele. Selain itu, air-air di kolam, nantinya juga akan dimanfaatkan untuk pengairan irigasi di lahan-lahan di Desa Tanjungsari sebagai upaya mendukung pertanian yang berkelanjutan,” pungkas dia.

(Ahmad Mufid Aryono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya