SOLOPOS.COM - Warga melintasi jembatan sesek penghubung Kebayanan Sumberejo-Gondanglegi, Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Senin (22/6/2020). (Solopos/Moh Khodiq Duhri)
Solopos.com, SRAGEN — Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, merupakan desa terpencil di Kabupaten Sragen yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Boyolali. Desa ini hanya bisa dijangkau dengan waktu sekitar satu jam melalui jalan di Boyolali.
Kondisi jalan yang rusak tersebut membuat warga Gilirejo Baru kesulitan untuk mengakses fasilitas kesehatan dan layanan publik lainnya. Mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
Oleh karena itu, warga Gilirejo Baru sangat berharap pembangunan jembatan yang menghubungkan Gilirejo dan Gilirejo Baru bisa segera terwujud. Jembatan tersebut akan menjadi jalur pintas bagi warga Gilirejo Baru untuk mengakses fasilitas kesehatan dan layanan publik lainnya.
Pembangunan jembatan di Waduk Kedung Ombo (WKO) Sragen yang menghubungkan Desa Gilirejo dan Gilirejo Baru memang sudah direncanakan sejak 2020. Jembatan tersebut akan dibangun dengan panjang 600 meter dan lebar 7 meter. Anggaran pembangunan jembatan diperkirakan mencapai Rp75 miliar.
Pemerintah Kabupaten Sragen menargetkan pembangunan jembatan tersebut bisa selesai pada 2022. Jembatan itu diharapkan bisa mempermudah akses warga Gilirejo Baru, terutama untuk mendapatkan fasilitas kesehatan dan layanan publik lainnya. Dengan ada jembatan itu, Gilirejo Baru bisa lepas dari sebutan desa terpencil di Sragen.
Selain itu, jembatan tersebut juga diharapkan bisa menjadi simbol pemersatu bagi warga Gilirejo dan Gilirejo Baru. Kedua desa tersebut memang masih bersaudara, namun terpisah akibat pembangunan Waduk Kedung Ombo pada 1989.