SOLOPOS.COM - Ketua Yayasan KBS, Kiswadi Agus saat diwawancarai di Karanganyar pada Selasa (14/3/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Setelah beberapa tahun meredup, desakan mendapat gelar pahlawan nasional untuk Presiden Soeharto kembali mencuat. Desakan tersebut datang dari Yayasan Keluarga Besar Soeharto (KBS).

Ketua Yayasan KBS, Kiswadi Agus, mengatakan usulan pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto sudah digelorakan sejak 2009 silam. Bahkan pihaknya sudah menggelar seminar tingkat nasional hingga belasan kali untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar pahlawan tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Seminar sudah kami gelar baik di Soloraya sampai luar Pulau Jawa. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” katanya kepada Solopos.com, Selasa (14/3/2023).

Dia mengatakan usulan gelar pahlawan sudah masuk ke Kementerian Sosial (Kemensos). Yayasan KBS sudah memenuhi persyaratan untuk pengajuan gelar pahlawan tersebut. Sayangnya belum ada respons sampai saat ini.

Meski KBS dibentuk ada nama Soeharto, namun yayasan yang dipimpinnya ini tidak ada kaitannya dengan keluarga besar Cendana. Yayasan ini dibentuk sebagai kecintaan mereka terhadap almarhum Soeharto. Hal itu sekaligus sebagai dukungan agar Presiden ke-2 itu dianugerahi gelar pahlawan.

“Jumlah keanggotaan kami ada ribuan orang. Mereka adalah anak-anak yang cinta Pak Harto,” katanya.

Menurut Agus, tak ada alasan bagi pemerintah tak memberikan gelar pahlawan pada almarhum Soeharto. Sosok Soeharto dinilai sangat layak menerima gelar Pahlawan Nasional.

Soeharto berperan penting dalam sejarah Bangsa Indonesia. Ia juga sebagai prajurit TNI yang ikut berjuang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Di antaranya serangan umum selama 6 jam di Yogyakarta. Lalu bukti nyata sosok Soeharto sebagai proklamator kedua negeri ini yang mampu membuka mata dunia internasional tentang kekuatan TNI.

Belum lagi kiprah Soeharto yang mampu menumpas pemberontakan-pemberontakan, di antaranya G30S PKI yang berkembang di Indonesia. Dikatakannya belum diberikan gelar pahlawan untuk Soeharto karena ada muatan kepentingan politis.

“Pak Harto di dunia internasional juga disegani. Beliau juga menerima banyak penghargaan internasional. Pak Harto membawa Indonesia berswasembada pangan,” katanya.

Dukungan gelar pahlawan untuk Soeharto juga datang dari kalangan tokoh di Karanganyar. Bupati Karanganyar yang juga Sekjen DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Juliyatmono memberikan dukungan tersebut.

Usulan gelar pahlawan akan disampaikan resmi ke Pemerintah Pusat. Dukungan gelar pahlawan ini secara resmi disampaikan jajaran pengurus DPD Partai Golkar Jateng dalam apel memperingati Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 1966 di pelataran Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar pada Sabtu (11/3/2023).

Lokasi tersebut merupakan tempat dimakamkannya Presiden ke-2, Soeharto. Kegiatan ini diikuti sekitar 350 kader Partai Golkar bersama organisasi sayap lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya