SOLO--Dewan Pengawas Taman Taru Satwa Jurug (TSTJ) mendesak agar manajemen Perusda TSTJ segera mencari investor lainnya pascaditolaknya PT Dinamika Karsa Cemerlang (DKC) sebagai investor. Pasalnya, revitalisasi kebun binatang tersebut akan lebih cepat jika menggandeng investor.
Ketua Dewan Pengawas TSTJ, Weny Ekayanti mengungkapkan TSTJ harus secepatnya dilakukan revitalisasi agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung. Sementara, kendala pengelolaan TSTJ karena anggaran yang terbatas. Padahal, hanya investor yang mempunyai dana besar untuk merevitalisasi TSTJ secara keseluruhan. “Manajemen harus bertindak cepat untuk mencari investor lainnya sehingga TSTJ dapat segera direvitalisasi,” ucapnya saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (11/2/2012).
Kendati demikian, investor TSTK tetap harus sesuai konsep konservasi dan pengembangan wisata TSTJ. Tak hanya itu, investor juga harus memprioritaskan konsep konservasi yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Sebenarnya, investor di Kota Bengawan cukup banyak. Persoalannya, investor yang konsen dalam konservasi satwa dan pengembangan wisata jarang ditemui. Sehingga, manajemen Perusda TSTJ perlu berhati-hati dalam mencari dan memilih investor walaupun telah gagal dua kali. “Konsep konservasi satwa dana pengembangan wisata tetap menjadi pedoman untuk mencari investor. Perusda TSTJ harus teliti dan cermat,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Perusda TSTJ, Lilik Kristianto menjelaskan akan melakukan pengkajian secara mendalam terkait dua opsi yakni melakukan proses ulang atau memilih penunjukan langsung. Ke-dua opsi itu akan ditelaah secara mendalam dengan dikaitkan dengan kondisi TSTJ selama ini.
Pihaknya juga tetap akan melakukan konsultasi dengan Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas calon investor kebun binatang tersebut. Konsep konservasi satwa dan pengembangan wisata tetap menjadi acuan untuk memilih investor. “Ngopeni satwa itu berat, makanya kami akan berhati-hati untuk melangkah dan memilih investor. Nanti akan dikonsultasikan dahulu dengan Pak Wali,” imbuh Lilik.
(JIBI/SOLOPOS/Bony Eko Wicaksono)