SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Sukoharjo (Espos)–Kalangan dewan meminta warga khususnya para pemuda di Majasto, Tawangsari bersabar menunggu solusi terkait konflik pembangunan sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) 5. Dewan memastikan solusi itu harus berisiko merugikan anggaran terkecil.
Ketua DPRD, Dwi Jatmoko menjelaskan, pihaknya belum mengetahui kejadian di Majasto yang terkini. Pasalnya, legislatif sekarang masih berada di Bali dalam rangka studi banding. “Kami belum tahu mengenai kejadian pemasangan spanduk di Tawangsari. Namun demikian dengan apa yang sudah terjadi di Majasto, Tawangsari kami minta warga cooling down dulu,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/6).
Dwi menambahkan, mengacu kepada kesepakatan antara warga, perangkat desa (Perdes) dengan legislatif dalam dengar pendapat beberapa waktu lalu, diputuskan pembangunan SMKN dihentikan sementara. Penghentian pembangunan itu berlangsung selama 10 hari sambil memberi kesempatan legislatif mencari solusi yang terbaik.
Mengenai solusi pembangunan SMKN 5 Majasto, Tawangsari, Dwi menambahkan, intinya harus berdampak kepada kerugian anggaran yang terkecil. Oleh karenanya dewan tidak bisa mengambil langkah yang terburu-buru. “Untuk solusi pembangunan SMKN 5 intinya harus berimbas kepada kerugian anggaran yang terkecil. Solusi itu bisa dengan merobohkan bangunan apabila kerugiannya memang kecil, tapi bisa juga tidak misalnya dengan tetap mempertahankan bangunan yang ada,” ujarnya.
Anggota komisi IV, Suryanto menambahkan, pihaknya sampai saat ini belum menemukan solusi terbaik terkait pembangunan SMKN 5. “Sementara ini memang ada omong-omong bangunan tetap dipertahankan sementara lapangan menjadi di belakang bangunan. Tapi itu baru sebatas omong-omong belum resmi dan belum juga ditanyakan kepada pemuda,” tandasnya.
aps