SOLOPOS.COM - Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri

Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri

WONOGIRI- Maraknya penangkapan indukan ikan patin di Waduk Gajah Mungkur (WGM) mendapat sorotan anggota Dewan. Seorang Anggota Komisi B DPRD Wonogiri, Ahmad Zarif, mengatakan sudah ada langkah antisipasi dari Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) untuk hal itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dalam penangkapan indukan itu ada provokator yang berperan. Padahal, jika indukan mulai berkurang, maka membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk mengembalikan indukan. Selain itu, jika nelayan panen, harga ikan juga turun dan merugikan nelayan sendiri. Harga ikan yang awalnya Rp15.000 per kilogram bisa turun menjadi Rp2.000 per kilogram,” terangnya saat dihubungi wartawan, Senin (20/2).

Jadi, efek ke depan mampu mengakibatkan perkembangan ikan patin menjadi lambat dan bisa punah. “Kami sangat prihatin dengan penangkapan indukan ikan patin untuk kepentingan jangka pendek. Ada yang mengatakan jika salah satu alasan nelayan untuk menangkap indukan tersebut karena tidak setuju dengan PT Aquafarm,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Disnakperla, Rully Pramono Retno, mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan dari nelayan ke nelayan dan dari kecamatan. Terkait usulan Surat Keputusan (SK) Bupati mengenai kawasan perlindungan ikan patin di WGM, ia mengatakan dari bagian hukum belum bisa memberikan karena telah ada Perda No 9/2003. Dalam peraturan itu, di antaranya berisi jika akan menangkap ikan di wilayah perlindungan, maka harus seizin bupati. Jika tidak, maka ada sanksi pidana.

Daerah khusus perlindungan ikan patin itu berada di 50 meter dari karamba terluar. “Kami sudah mengimbau untuk nelayan agar mengurangi kebiasaan menangkap indukan ikan patin. Jika diperlukan, nelayan dapat membuat karamba yang baru dan di kawasan itu jangan digunakan untuk lalu lintas kapal. Sehingga ikan tidak takut,” jelasnya, Senin.

Untuk pengawasan nelayan yang nakal, pihaknya telah bekerja sama dengan nelayan lain yang berkomitmen tidak mau melakukan penangkapan indukan. Diharapkan, mereka mampu memperingatkan nelayan lain yang masih melakukan penangkapan indukan. JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya