Soloraya
Senin, 20 Maret 2023 - 11:21 WIB

Di Atas Rata-rata, Kemiskinan Sragen Jadi Perhatian Pemprov Jateng

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Wagiyem, 65, (kiri) dan Mbah Paiman, 74, berbincang di amben kayu rumah mereka di Dukuh Ngundaan RT 003, Desa Glonggong, Gondang, Senin (2/10/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) memetakan data kemiskinan di Kabupaten Sragen, Klaten, dan Wonogiri yang menjadi sasaran program penanggulangan kemiskinan Provinsi Jateng 2023. Tiga kabupaten tersebut dipetakan lantaran masuk dalam daftar 17 kabupaten di Jateng yang angka kemiskinannya di atas rata-rata provinsi dan nasional.

Advertisement

Berdasarkan data paparan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah Subosukawonosraten di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Senin (13/3/2023), pemetaan kemiskinan di tiga kabupaten itu didasarkan pada prioritas desa dengan persandingan desil 1 data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dengan Indeks Kesulitan Geografis (IKG) 2021 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Pemetaan itu meliputi jumlah desa prioritas, jumlah keluarga tidak memiliki jamban, keluarga tidak memiliki sumber air minum, keluarga tidak memiliki listrik, rumah tidak layak huni, risiko stunting, anak tidak sekolah, dan individu tidak bekerja.

Seperti di Sragen, ada 45 desa prioritas dengan jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) masih sebanyak 1.314 unit, pengangguran atau individu tidak bekerja mencapai 2.743 orang, anak tidak sekolah 223 orang, dan seterusnya.

Advertisement

Dalam paparannya, Gubernur menyampaikan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo target kemiskinan ekstrem 0% pada 2024 dengan tiga pendekatan. Yakni perbaikan data sasaran program kemiskinan, penguatan konvergensi program dalam penanggulangan kemiskinan, dan perbaikan tata kelola penanggulangan kemiskinan.

Penentuan lokasi secara berjenjang dengan kabupaten yang persentase kemiskinan di atas provinsi dan nasional, yakni 17 kabupaten, tiga di antara ada di Soloraya, yakni Sragen, Klaten, dan Wonogiri. Kemudian strategi yang dilakukan, lanjut Gubernur, dengan penentuan desa prioritas dari masing-masing kebupaten sebanyak 923 desa.

Kabid Pemerintahan, Pembangunan Manusia, dan Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sragen, Dwi Cahyani, menerangkan Pemprov sudah menentukan 45 desa di Sragen yang menjadi prioritas program pengentasan kemiskinan. Penentuan 45 desa itu didasarkan pada data P3KE yang disandingkan dengan IKG 2021. Dia mengatakan desa-desa di Sragen itu rata-rata mudah terjangkau sehingga tidak ada desa yang sulit secara geografis.

Advertisement

“Intervensi dalam penanggulangan kemiskinan itu pada dasarnya menaikan pendapatan dan mengurangi beban pokok kebutuhan keluarga. Termasuk di dalamnya bidang kesehatan dan pendidikan. Bentuk intervensinya ada yang jaminan kesehatan, beasiswa pendidikan, pembangunan rumah tidak layak huni, yang tujuannya mengurangi beban keluarga dan menaikan pendapatan,” ujar Dwi saat ditemui Solopos.com, Selasa (14/3/2023), .

Dia menyebut data kemiskinan ekstrem di Sragen relatif sedikit, hanya 2,3% dari total penduduk Sragen. Dia mengatakan kabupaten mendapatkan kiriman data dari desil 1, desil 2, dan desil 3, maka sasaran prioritasnya ada di desil 1 karena paling miskin. Program Desa Tuntas Kemiskinan (Tumis) itu, kata dia, diharapkan bisa direplikasi desa lain karena intervensinya lengkap di sana.

Kebutuhan Intervensi Kabupaten Sragen oleh Pemprov Jateng

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif