Soloraya
Rabu, 21 Juni 2023 - 19:05 WIB

Di Boyolali, Dewan Pengawas BP Jamsostek Beberkan Pengelolaan Dana BPJS TK

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dewan Pengawas BP Jamsostek, M Aditya Warman, saat menghadiri acara di PT Pan Brothers, Mojosongo, Boyolali, Senin (19/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BPJS TK yang dikenal juga sebagai BP Jamsostek diprediksi mengelola dana mencapai Rp1.000 triliun pada 2026.

Hal itu diungkapkan Dewan Pengawas BP Jamsostek, M Aditya Warman, saat diwawancarai wartawan di sela menghadiri acara di pabrik PT Pan Brothers Boyolali, Senin (19/6/20230. Aditya menceritakan pada akhir 2023 dana kelolaan diperkirakan mencapai Rp700 triliun.

Advertisement

“Hari ini [19/6/2023], akumulasi dana pengembangkan dan dana kelolaan investasi kami sudah mencapai Rp665 triliun-Rp670 triliun. Di akhir tahun 2023 bisa lebih lah dari Rp700 triliun,” kata dia.

Ia menghitung per bulan dana dari iuran BPJS TK mencapai Rp6 triliun dan selama setahun Rp72 triliun. Kemudian dana pengembangan per tahun bisa mencapai paling tidak Rp30 triliun.

Advertisement

Ia menghitung per bulan dana dari iuran BPJS TK mencapai Rp6 triliun dan selama setahun Rp72 triliun. Kemudian dana pengembangan per tahun bisa mencapai paling tidak Rp30 triliun.

Sehingga dalam setahun BPJS TK rata-rata memperoleh Rp100 triliun. Dengan penghitungan tersebut, maka diperkirakan dalam tiga tahun dari 2023, BPJS TK akan mengelola dana senilai Rp1.000 triliun.

Adit mengatakan dana yang dikembangkan tersebut maksudnya dana yang diinvestasikan di sukuk, obligasi, surat utang negara lewat saham, dan investasi langsung sesuai aturan pemerintah.

Advertisement

Ia menjelaskan perusahaan yang membayarkan dana iuran secara tepat waktu dapat menjadi teladan serta membantu BPJS TK karena tidak ada koreksi denda dan koreksi terlambat bayar.

“Impact-nya ke uang kelolaannya langsung bisa kami taruh di tempat-tempat yang bagus, di hari itu, bulan itu, agar memberikan nilai tambah yang tinggi,” kata dia.

Investasi di Luar Negeri

Ia menjelaskan dana yang dikelola tersebut nanti peruntukannya kembali ke peserta BPJS TK seperti untuk Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan program-program lainnya.

Advertisement

Dilansir dari Bisnis.com, BP Jamsostek menargetkan memiliki dana kelolaan Rp1.000 triliun pada 2026. Target ini mencakup 70 juta peserta aktif dalam tiga tahun dan tujuh bulan mendatang.

Dengan target dana kelolaan ini. BPJS TK membutuhkan instrumen investasi yang lebih luas, termasuk kemungkinan berinvestasi di luar negeri. ”Yang tentu saja akan dilakukan sangat hati hati,” kata kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo di Plaza BP Jamsostek Jakarta, Jumat (12/5/2023).

Anggoro menyebutkan saat ini BPJS Ketenagakerjaan melakukan penempatan investasi dengan liability-driven investment  dan mix assets allocation. “Kami fokus ke instrumen investasi jangka panjang,” jelasnya.

Advertisement

Sementara untuk 2023, BPJS Ketenagakerjaan memasang target 46,35 juta peserta aktif dengan Rp96,09 triliun pendapatan dari iuran. Terpisah, Kepala Kantor BPJS TK Boyolali, Bambang Indriyanto, saat dihubungi Solopos.com pada Rabu (21/6/2023), menjelaskan data hingga 19 Juni 2023, peserta aktif di Boyolali untuk penerima upah ada 61.860 orang.

Kemudian peserta yang bukan penerima upah ada 5.665 orang dan dari kalangan jasa konstruksi 3.728 orang. Sedangkan nilai klaim pembayaran manfaat dari Januari 2022 hingga 16 Juni 2023, untuk JHT Rp32,977 miliar, JKK Rp862 juta, JKM Rp380 juta, JP atau jaminan pensiun Rp912 juta, dan JKP atau jaminan kehilangan pekerjaan Rp7,572 juta.

“Total iuran hingga 19 Juni 2023 diterima Rp53,7 miliar, terdiri dari penerima upah Rp52,03 miliar, bukan penerima upah Rp506 juta, dan jasa konstruksi Rp181 juta,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif