SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO – Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo merupakan seorang Gusdurian, sebutan untuk para murid, pengagum, dan penerus pemikiran dan perjuangan Presiden ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Hal itu terungkap ketika Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah bertanya adakah Gusdurian kepada audiens pada Safari Kebangsaan di Pendapi Gede Kompleks Balai Kota Solo, Rabu (12/4/2023) sore. Rudy merupakan salah satu undangan yang hadir pada Safari Kebangsaan bersama Mantan Ibu Negara Sinta itu. Rudy bahkan menjadi orang pertama yang mengangkat tangan ketika Mantan Ibu Negara bertanya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka turut hadir bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Solo, organisasi perangkat daerah terkait, tokoh-tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, asosiasi pengusaha, TNI/Polri, masyarakat. Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah menjelaskan menjalankan kegiatan sahur bersama kaum duafa dan marjinal.

Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah menyampaikan materi pada Safari Kebangsaan di Balai Kota Solo, Rabu (12/4/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Kegiatan itu dia lakukan bersama semua komponen di Indonesia. Sinta lantas menjelaskan tujuan buka puasa bersama. “Barang siapa pemberi makan kepada orang yang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda,” kata dia.

Hal itu, lanjut Sinta, membuat banyak orang seolah berlomba-lomba untuk menyelenggarakan buka puasa bersama di masjid-masjid sampai hotel berbintang. Padahal, mereka yang menyelenggarakan buka puasa bersama terkadang tidak puasa. Lebih-lebih mengajak kaum marjinal berpuasa.

“Lantas tujuannya apa? Enggak dapat, hanya dapat pahala di dunia. Untuk pahala di dunia saya enggak mau menyebut di sini,” jelasnya.

Menurut Sinta, Gus Dur selalu mengingatkan muliakanlah selalu wong cilik. Kegiatan sahur bersama dia lakukan bersama semua komponen di Indonesia karena untuk memperkuat persatuan dan kesatuan anak bangsa.

“Saya mengajak semua komponen yang ada di Indonesia apapun sukunya dan apapun agamanya. Kalau saya mengajak mereka dan mereka menyelenggarakan, kenapa tidak boleh sahur di halaman gereja,” jelasnya.

Sinta menjelaskan upaya yang dilakukannya hanya mengajak kelompok marginal dan duafa sahur di halaman gereja, tanpa mengikuti ritual jemaat gereja. Sinta mengajak semua komponen saling menghormati dan menghargai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya