Soloraya
Senin, 30 Januari 2023 - 18:44 WIB

Di Sukoharjo Masih Ada 10 Penderita Kusta, Dinkes Minta Hilangkan Stigma

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyakit kusta. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pada 29 Januari 2023 kemarin diperingati Hari Kusta Sedunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  mengangkat tema Bertindaklah Sekarang Akhiri Kusta dalam peringatan tahun ini

Di Kabupaten Sukoharjo terdapat sekitar 10 penderita kusta. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo mengoptimalkan peran puskesmas dalam pengobatan penderita kusta.

Advertisement

“Di Sukoharjo kasus [kusta] ada. Saat ini kami sudah punya komunitas antarmantan penderita kusta yang kami rekrut. Perekrutan dilakukan sebagai wadah edukasi kepada masyarakat lain,” jelas Kepala Dinkes Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, Senin (30/1/2023).

Dia  mengatakan mantan penderita yang jumlahnya 10 tersebut tergabung dalam komunitas Cahaya Hati. Tuti mengakui masih ada stigma terhadap para penderita kusta. Stigma ini harus dihilangkan mengingat kusta bisa disembuhkan.

Advertisement

Dia  mengatakan mantan penderita yang jumlahnya 10 tersebut tergabung dalam komunitas Cahaya Hati. Tuti mengakui masih ada stigma terhadap para penderita kusta. Stigma ini harus dihilangkan mengingat kusta bisa disembuhkan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, menyebut ada dua penderita kusta aktif yang mendapat pengobatan di tempatnya. Pengobatan paling lama dilakukan selama 12 bulan tanpa jeda.

“Pengobatan kusta memiliki jenis obat berbeda yakni multidrug therapy [MDT] merupakan kombinasi beragam jenis obat. Pemberian kombinasi obat diberikan sesuai dengan jenis penyakit, untuk kusta kering, MDT terdiri dari Rifampisin dan Dapson, obat harus diminum selama 6-9 bulan. Sementara kusta basah pengobatan memakan waktu hingga 12-18 bulan,” kata perempuan yang disapa Anik itu.

Advertisement

Dia membeberkan penyakit kusta cukup sulit ditularkan mengingat masa inkubasi yang cukup lama sekitar dua hingga tiga pekan. Namun penyakit tersebut dapat menular melalui kulit yang memiliki kontak erat dalam jangka waktu yang lama dengan penderita.

“Hindarilah kontak jangka panjang dengan penderita kusta yang tidak diobati. Hindari juga daerah endemik kusta,” jelas Anik.

Dilansir laman kemkes.go.id penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan yang sangat kompleks. Hingga kini masih ada 6 provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta. Prevalensi kusta di keenam provinsi tersebut masih di atas 1/10.000 penduduk.

Advertisement

Keenam provinsi tersebut yakni Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sementara di tingkat kabupaten/kota, total masih ada 101 kabupaten/kota yang belum eliminasi kusta.

Indonesia masih menjadi penyumbang kasus kusta nomor 3 di dunia setelah India dan Brazil. Di 2021 ada 7.146 penderita kusta baru, dengan proporsi anak sebesar 11% (data per 24 Januari 2022).

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Kusta Dinkes Sukoharjo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif