Soloraya
Selasa, 2 Agustus 2022 - 13:47 WIB

Di Tangan Warga Sragen Ini, Gedebok Pisang Bisa Jadi Keripik Nikmat

Galih Aprilia Wibowo  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Herawati Utami Dewi, warga Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen menyulap pare hingga gedebok pisang menjadi olahan keripik dengan pangsa pasar skala nasional. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Bagi kebanyakan orang, gedebok pisang bukanlah sesuatu yang bisa diolah sebagai makanan. Sebagian menggunakannya sebagai pakan ternak, banyak pula yang membuangnya. Namun, di tangan kreatif warga Sragen ini, gedebok pisang pun bisa jadi makanan yang enak.

Adalah Herawati Utami Dewi, warga kreatif itu. Wanita asal Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen ini berhasil mengolah gedebok pisang menjadi keripik yang renyah.

Advertisement

Sebelum membuat keripik gedebok pisang, Herawati lebih dulu mengolah paria alias pare dan talas menjadi keripik. Karena banyak konsumen yang meminta sesuatu yang baru, Herawati pun mencoba membuat keripik dari gedebok pisang dan berhasil.

Usaha Aneka Keripik RH Kedawung yang dirintis Herawati mulai Oktober 2010 awalnya hanya memproduksi keripik talas. Kemudian Herawati melakukan inovasi membuat keripik baru dari singkong, pare, sukun, tempe, pisang, jamur, hingga gedebok pisang.

Advertisement

Usaha Aneka Keripik RH Kedawung yang dirintis Herawati mulai Oktober 2010 awalnya hanya memproduksi keripik talas. Kemudian Herawati melakukan inovasi membuat keripik baru dari singkong, pare, sukun, tempe, pisang, jamur, hingga gedebok pisang.

Herawati mengaku pernah melihat video yang menjelaskan tentang manfaat dari gedebok pisang.  Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan ia memproduksi keripik gedebok pisang.

Baca Juga: Mendes PDTT Wacanakan Masa Kerja Kades Jadi 9 Tahun

Advertisement

Mengolah gedebok pisang menjadi keripik yang renyah bukan perkara mudah. Perlu upaya tersendiri untuk mendapatkan irisan tipis gedebok untuk dibuat keripik. Bagian gedebok yang dipakai Herawati adalah yang bagian tengah hingga bawah yang tebal.

Bahan baku, pare dan gedebok pisang, Herawati mengambil dari warga sekitar Kabupaten Sragen. Sedangkan untuk talas ia mengambil dari Pasuruan, Wonosobo, dan Magelang.

Ia tak menyangka olahan keripik gedebok pisangnya bisa diterima konsumen. Permintaan pasar juga datang dari luar Kabupaten Sragen yaitu dari Kediri, Jakarta, dan Surabaya.

Advertisement

Baca Juga: Gejog Lesung, Seni Musik Tradisional Agraris dari Mataraman 

“Untuk pemasaran produk dilakukan via online melalui website dan biasanya ada yang melihat video saya di Youtube. Kemudian konsumen akan menghubungi melalui Whatsapp. Untuk saat ini belum merambah ke e-commerce, karena keterbatasan tenaga,” tambah Herawati.

Sempat Jajal Pasar Ekspor

Herawati sempat merambah pasar ekspor dengan mengirim dua ton keripik singkong ke Belanda. Ia bekerja sama dengan eksportir dari Solo. Sayangnya, keterlambatan ekspesidi yang disebabkan cuaca buruk waktu pengiriman, ekspor tersebut tidak bisa dilanjutkan.

Advertisement

Cobaan datang saat pandemi Covid-19 menyerang. Omzetnya turun hingga 50%. Ia pun mengganti model penjualannya dengan bayar di tempat atau cash on delivery (COD) untuk pembeli di wilayah Sragen.

Karena konsumen takut keluar rumah, maka Herawati mengambil model penjualan dengan jemput bola. Sebelum pandemi, Herawati mempunyai empat karyawan. Kini ia hanya punya satu karyawan selain ia dan suaminya yang ikut turun tangan.

Baca Juga: Tak Ada Lagi Warung Apung di Rawa Jombor Klaten, Ini Gantinya

Cobaan datang tak sampai di situ. Tingginya harga minyak goreng juga memukul usaha Herawati. Ia terpaksa menaikkan harga produknya yang dijual kiloan. Kini, setiap 1 kilogram keripik gedebok pisang ia jual Rp50.000 dari sebelumnya Rp40.000. Untuk kemasan yang lebih kecil, ia jual seharga Rp10.000/bungkus.

Produk yang dijual Herawati sudah tersertifikasi halal dari MUI. Ia mendapat bantuan dari pemerintah dalam pengurusan sertifikasi halal tersebut. Ia sudah empat kali memperpanjang sertifikasi halal. Pada perpanjangan kedua, dia memanfaatkan hadiah juara dua dalam lomba olahan pangan, ia membuat kue dari bahan dasar talas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif