SOLOPOS.COM - Ilustrasi permainan lato-lato. (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Beberapa sekolah dasar atau SD di Kota Solo sudah melarang siswanya untuk membawa dan memainkan lato-lato ke sekolahPermainan yang sempat populer di tahun 1980-an itu kini digandrungi masyarakat terutama anak-anak SD.

Meski disukai oleh anak-anak, beberapa guru SD justru menganggapnya memiliki potensi bahaya. Salah satunya Guru SD Al-Azhar Syifa Budi Solo, Muhsin, yang mengatakan permainan lato-lato berbahaya lantaran mainan tersebut terbuat dari bahan padat yang keras dan bisa pecah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Cara memainkannya juga berpotensi besar mencederai anak,” katanya kepada Solopos.com, Jumat (13/1/2023). Dia menganjurkan kalaupun orang tua mengizinkan anaknya untuk memainkan lato-lato, mereka perlu mengawasi atau mendampingi.

Muhsin mengatakan sekolah tempatnya mengajar sudah menerapkan aturan untuk melarang para peserta didik membawa mainan tersebut ke sekolah. “Di SD Al Azhar Syifa Budi Solo permainan ini sudah dilarang sejak beberapa waktu lalu, setelah ada kabar tentang bahaya mainan ini,” katanya. 

Larangan ini tertuang dari surat edaran yang kemudian ia tunjukan kepada Solopos.com. Salah satunya merujuk pada mainan lato-lato yang tidak boleh dibawa atau dimainkan di sekolah di Kota Solo itu. “Tidak membawa barang-barang yang tidak terkait dengan pelajaran, misal gadget, mainan [termasuk latto-latto], dan lainnya,” isi poin dari edaran tersebut.

Penerbitan surat edaran Nomor 072/ASB-Solo/KS/I/44/203 itu dibenarkan Kabag Humas dan Publikasi SD Al-Azhar Syifa Budi Solo, Eko Wardana, ketika dimintai konfirmasi Solopos.com, Jumat. “Iya betul itu edaran untuk SD,” katanya. 

Mengganggu Proses Belajar

Sementara itu, Kepala SDN Mangkubumen 16 Solo, Joko Sudibyo, juga mengimbau siswanya tidak membawa dan memainkan lato-lato di sekolah. Menurutnya, anak-anak sempat membawa mainan tersebut ke sekolah beberapa waktu lalu.

Namun para guru mengeluh karena banyak yang memainkannya saat jam pelajaran. “Akhirnya siswa tidak boleh karena mengganggu proses belajar di dalam kelas dan proses bermain di halaman,” katanya.

Dia juga menyebut tidak hanya lato-lato yang dilarang dibawa ke sekolah, namun juga gawai. “Permainan apa pun yang mengganggu tidak boleh dibawa, termasuk main game di HP,” katanya.

Namun, Joko membolehkan permainan tradisional dimainkan di sela-sela jam istirahat. “Karet gelang untuk lompat tali itu boleh, karena permainannya bersama-sama,” imbuhnya. Dia juga membolehkan siswa membawa manik-manik dan dakon ke sekolah.

Meski begitu, baginya lato-lato tidak sepenuhnya buruk untuk anak-anak. Dia mengatakan untuk memainkan lato-lato itu membutuhkan kecerdasan, keterampilan, dan keberanian. “Apalagi anak bisa teralihkan dari gadget,” ujarnya. 

Joko menegaskan anak-anak tetap boleh memainkan lato-lato namun tidak di lingkungan sekolah. “Maka di SD [16] permainan yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran tidak boleh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya