Solopos.com, SRAGEN — Sendang dan Resto Kun Gerit yang terletak di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen, menjadi satu-satunya objek wisata yang diinisiasi masyarakat dan Desa. Setidaknya ada 563 investor yang menanamkan modalnya hingga total Rp2,25 miliar untuk membangunan objek wisata air yang sudah beroperasi ini.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat meresmikan objek wisata tersebut, Jumat (3/3/2023), ingin Sendang dan Resto Kun Gerit menjadi pilot project desa wisata yang dibangun dengan investasi masyarakat. Bupati sangat mengapresiasi kerja keras Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Rejeki yang mengelola objek wisata dan berhasil mendatangkan pendapatan asli desa (PADes) bagi Desa Jatibatur.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Bupati juga mendorong Sendang Kun Gerit maju ke lomba desa wisata tingkat nasional.
Direktur BUMDes Sumber Rejeki Desa Jatibatur, Sugiman Totok, mengatakan pihaknya masih berupaya mengembangkan Sedang Kun Gerit. Pengelolaan ingin memperluas lahan yang saat ini 756 meter persegi. Ada lahan warga yang bisa dipakai untuk perluasan. Total lahan warga yang diinvestasikan untuk pengembangan Sendang Kun Gerit mencapai 1,86 hektare.
“Total warga Jatibatur yang berinvestasi ke Sendang Kun Gerit ini mencapai 563 orang. Investasi mereka berupa uang, barang, dan jasa. Seperti lahan, ini milik empat warga. Lahan itu nanti dikonversikan dalam bentuk dana investasi. Selain itu, investasi berupa saham minimal Rp250.000 per lembar saham,” jelas Totok, sapaan akrabnya, Jumat.
Totok menerangkan awalnya sendang ini tidak terawat dan tidak lagi digunakan sejak adanya program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas). Ia lantas berembuk dengan tokoh masyarakat lalu muncul gagasan untuk dibuat pemandian. Pemandian yang dirancang ternyata membutuhkan dana besar.
“Waktu itu desa belum mampu menyuplai dananya. Kami berembuk dengan masyarakat Jatibatur, terutama yang ada di perantauan, untuk berpartisipasi dalam bentuk saham. Alhamdulillah masyarakat mendukung dan kemudian bersama-sama iuran mulai Rp250.000. Akhirnya dibahas di musyawarah desa bahwa pembangunan Sendang Kun Gerit dilakukan dengan penyertaan modal desa ke BUMDes dan dana masyarakat,” jelasnya.
Pembangunan Sedang Kun Gerit pun dimulai pada Mei 2021 dan selesai Juli 2022. Total dana yang dikeluarkan Rp2,25 miliar. Objek wisata ini menyerap 35 tenaga kerja, 17 di antaranya adalah karyawan reguler, 18 lainnya karyawan lepas yang hanya masuk Sabtu dan Minggu.
Berdayakan Masyarakat
Totok menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat dalam mengelola Sendang Kun Gerit. Suplai makanan dan minuman yang dijual di lokasi wisata merupakan produk dari 38 warga. “Kemudian parkir juga dikelola masyarakat, ada empat orang reguler jari juru parkir dan bertambah menjadi 10 orang saat hari libur. Pendapatan Sendang Kun Gerit per bulan bisa mencapai Rp200 juta,” katanya.
Kepala Desa Jatibatur, Sutardi, mengungkapkan pembangunan Sendang Kun Gerit belum rampung. “Sendang ini belum selesai karena masih ada perluasan objek dengan menambah wahana permainan. Selama ini desa belum punya pendapatan asli desa, sekarang sudah punya meskipun belum banyak,” jelasnya.