Soloraya
Minggu, 1 Oktober 2023 - 18:41 WIB

Dibalut Lurik, Produk Turunan Rojolele Srinuk Klaten Siap Tembus Pasar Ekspor

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Produk turunan beras Rojolele Srinuk hasil kerja sama Sanggar Rojolele Delanggu Klaten dengan tim PKMI UNS siap dijual ke pasar ekspor. Foto diambil Jumat (29/9/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Produk beras turunan Rojolele Srinuk hasil panen petani di Desa/Kecamatan Delanggu, Klaten, siap menembus pasar ekspor. Saat ini, tengah dilakukan penjajakan tujuan pemasaran produk itu di luar negeri.

Dalam penjajakan itu, petani didampingi Tim Program Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Produk hasil pendampingan itu sudah dikenalkan ke publik saat Festival Mbok Sri seri keenam di Desa/Kecamatan Delanggu, Jumat (29/9/2023).

Advertisement

Produk yang diproyeksikan bisa menjajaki pasar ekspor yakni produk turunan berupa mixed grains serta beras rojolele bumbu nasi kuning. Produk inovasi mixed grains itu yakni menggabungkan beras Rojolele Srinuk dengan biji-bijian seperti jagung, kacang merah, dan lain-lain.

Sementara produk beras rojolele bumbu nasi kuning yakni berupa beras Rojolele yang dalam satu kemasannya sudah terdapat bumbu siap masak menjadi nasi kuning. Kemasan produk beras turunan Rojolele untuk pasar ekspor itu itu dibalut kain lurik yang merupakan wastra khas Klaten.

Advertisement

Sementara produk beras rojolele bumbu nasi kuning yakni berupa beras Rojolele yang dalam satu kemasannya sudah terdapat bumbu siap masak menjadi nasi kuning. Kemasan produk beras turunan Rojolele untuk pasar ekspor itu itu dibalut kain lurik yang merupakan wastra khas Klaten.

Ketua Tim PKMI Sekolah Vokasi UNS Solo, Rysca Indreswari, menjelaskan beras Rojolele memiliki keistimewaan yakni rasanya yang pulen, gurih, serta beraroma wangi jika dibandingkan dengan varietas beras lainnya.

Rojolele bukan sekadar beras tetapi memiliki nilai sebagai salah satu identitas nasional, budaya, kearifan lokal Indonesia yang memiliki peluang besar menembus pasar internasional.

Advertisement

“Tujuan dari program ini adalah penguatan branding dan diversifikasi produk untuk meningkatkan daya saing rojolele menuju pasar internasional,” kata Rysca dalam paparannya saat dalam rangkaian Festival Mbok Sri seri keenam, Jumat (29/9/2023).

Membuka Peluang Kolaborasi

Rysca menjelaskan serangkaian program pendampingan itu sudah bergulir sejak Mei 2023, di antaranya dengan pelatihan pengembangan inovasi produk, pelatihan legalitas usaha, promosi, dan pendaftaran merek yang masih dalam proses. Selain itu ada workshop pengembangan kewirausahaan dan perintisan produk turunan beras Rojolele Srinuk Klaten untuk ekspor.

“Produk yang dihasilkan dalam program ini yakni mixed grains terdiri dari lima biji-bijian. Kemudian beras bumbu nasi kuning yang dikemas dalam balutan kain lurik yang juga merupakan identitas Kabupaten Klaten. Produk knowledge disematkan dalam bentuk barcode dalam kemasan termasuk sejarah Rojolele yang termasuk dalam kekayaan budaya,” jelas Rysca.

Advertisement

Rysca mengatakan berbagai program dan inovasi yang sudah dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing menuju pasar internasional. Untuk mengakselerasi produk unggulan daerah tersebut, Rysca mengatakan perlu kolaborasi pentahelix dan tim PKMI membuka peluang kolaborasi seluas-luasnya.

Sementara itu, pendiri Sanggar Rojolele Delanggu, Eksan Hartanto, mengatakan sanggarnya selama ini membantu petani yang menanam varietas Rojolele Srinuk dalam hal hilirisasi pasar atau penjualan. Rata-rata volume beras Rojolele Srinuk yang terserap per bulan mencapai 2-4 ton.

Saat ini, total luas tanam varietas Rojolele Srinuk di Desa Delanggu sekitar 15 ha hingga 20 ha. Beras Rojolele Srinuk dari Desa Delanggu selama ini dipasarkan ke beberapa daerah yang sudah menjalin kerja sama seperti salah satu koperasi di Jakarta serta salah satu restoran ternama asal Yogyakarta.

Advertisement

“Dengan UNS ini ada bentuk kerja sama dalam hal legalisasi usaha kelompok tani serta hilirisasi produk dalam hal penjajakan pasar ekspor. Produk yang diproyeksikan untuk diekspor yakni beras tetapi sebagai merchandise,” kata Eksan.

Padi varietas Rojolele Srinuk merupakan salah satu varietas padi hasil penelitian Pemkab Klaten menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Penelitian dimaksudkan mempersingkat usia tanaman Rojolele hingga panen serta memperpendek tinggi tanaman rojolele.

Namun, kualitas beras yang dihasilkan dari padi itu tetap beras berkualitas premium yakni pulen dan wangi. Varietas padi itu menjadi salah satu produk unggulan khas Klaten.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif