Solopos.com, SOLO–Asrama Haji Donohudan (AHD) yang berada di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali ini merupakan asrama haji milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Informasi yang dihimpun Solopos.com dari laman Pemprov Jateng, Jatengprov.go.id, Rabu (24/5/2023) menyebutkan sejarah Asrama Haji Donohudan dibangun pada tahun anggaran 1996/1997. Awalnya, AHD dibangun sebagai tempat penampungan sementara pemberangkatan dan pemulangan calon jemaah haji dan atau jemaah haji pada waktu operasional haji.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Selain itu dapat dioperasionalkan di luar waktu musim haji dan atau untuk kepentingan lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tulis laman jatengprov.go.id.
Sejarah Asrama Haji Donohudan ini setelah dibangun 1996 kemudian pada 28 Februari 1997 diresmikan Presiden Soeharto dan digunakan sebagai tempat pemberangkatan jemaah calon haji pada musim haji 1997.
Sejarah Asrama Haji Donohudan ini juga berkembang menjadi tempat karantina. Saat melonjaknya kasus Covid-19, Asrama Haji Donohudan juga sebagai RS Darurat Covid-19. Selain itu, sebagai tempat karantina pasien Covid-19 asimtomatik atau tanpa gejala.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sepakat perlu adanya tempat karantina yang tersentral. Karena selama ini karantina mandiri di rumah masing-msing tidak efektif mencegah penularan. Hal ini bisa dilihat dari banyak munculnya klaster keluarga.
“Oke, kalau saya oke saja. Donohudan itu memang kita siapin kok, oke saja kalau mau dipakai. Hotel ada, Donohudan juga ada. Umpama Solo mau pakai, masuk nanti sore. Nggak usah lama-lama,” ujar Ganjar, Rabu (2/12/2020).
Sehingga pada 2023 ini, sejarah asrama haji Donohudan kembali menjadi embarkasi Solo yang menampung jemaah calon haji dari Jateng dan DIY.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
