SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembangunan Pasar Tradisional Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Sragen, Selasa (3/12/2013). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

 Pekerja menyelesaikan pembangunan Pasar Tradisional Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Sragen, Selasa (3/12/2013). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)


Pekerja menyelesaikan pembangunan Pasar Tradisional Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Sragen, Selasa (3/12/2013). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Pasar Tradisional Desa Gawan, Kecamatan Tanon, Sragen  yang saat ini masih dalam proses pembangunan diperkirakan siap ditempati pedagang akhir 2013.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pembangunan pasar tersebut mendapat kucuran dana hingga Rp2,49 miliar.

Kepala Desa Gawan, Sutrisna, menyampaikan pembangunan pasar dilakukan setelah Koperasi Unit Desa (KUD) Subur Abadi mendapat dana hibah dari APBN 2013 sekitar Rp900 juta.

“Karena desa punya tanah, akhirnya kerja sama. Sepanjang yang saya tahu, KUD dapat hibah dari pemerintah pusat. Kemudian pembangunan ditambah swadaya dari masyarakat,” ungkap Sutrisna saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (3/12).

Dia menyampaikan dana swadaya masyarakat yang dikucurkan guna pembangunan pasar mencapai Rp1,5 miliar. Sementara, Pemkab Sragen mengalokasikan dana pendamping senilai Rp90 juta. Sutrisna menyampaikan saat ini proses pembangunan sudah mencapai 90%.  “Untuk peresmian kami jadwalkan akhir tahun atau awal 2014 nanti,” terang dia.

2.300 Meter Persegi

Dijelaskannya, pembangunan pasar diprioritaskan untuk para pedagang yang selama ini berjualan di Pasar Ngamban. “Karena ada program ini, pedagang di pasar lama akan dipindahkan dan pasar lama kami tutup. Pertimbangannya karena pasar lama sudah kumuh, bangunan tidak layak karena dua los yang ada di sana sudah rusak. Selain itu, lingkungan pasar dekat dengan TK sehingga aktivitas pasar mengganggu kegiatan di TK tersebut,” urai dia.

Pasar Tradisional Desa Gawan, lanjutnya, memiliki 25 kios dengan ukuran 5 meter x 5 meter dan los ukuran 20 meter x 10 meter berkapasitas 80 pedagang. “Masih ada tanah kosong nanti bisa dimanfaatkan untuk pedagang oprokan,” tambahnya.

Disampaikannya, saat ini sudah ada 158 pedagang yang mendaftar untuk berjualan oprokan. “Untuk kios sudah penuh 25 penghuni. Untuk los, kami prioritaskan pedagang lama, sisanya untuk pedagang baru. Semua pedagang sudah kami kumpulkan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sutrisna mengatakan pasar dibangun di tanah kas desa seluas 2.300 meter persegi. “Tanah itu bekas rawa dan tanah kas desa seluas 2.300 meter persegi. Untuk proses pembangunannya sudah mulai sejak Mei,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu mandor proyek pembangunan pasar, Ari Puguh, menjelaskan saat ini proses pembangunan tinggal finishing. “Kalau kendala sejauh ini hanya hujan. Tetapi, proses pembangunan sudah hampir selesai. Tinggal menunggu pembangunan yang dibiayai dari APBD karena kan baru turun beberapa waktu lalu. Dana pendamping itu salah satunya untuk paving,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya