Soloraya
Sabtu, 4 Juli 2020 - 07:40 WIB

Dibikin Dari Limbah, Sepeda Kayu Sarijo Klaten Ditawar Seharga Motor CBR

Ponco Suseno  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sarijo dengan sepeda kayu bikinannya di Brajan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Kamis (2/7/2020). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Sepeda kayu asal Klaten bikinan Sarijo mencuri perhatian publik. Sarijo menuturkan sepeda kayu bikinannya sempat ditawar seharga motor sport Honda CBR.

Pernah Putus Sekolah, Sarijo Klaten Ingin Sepeda Kayu Ubah Hidupnya

Advertisement

“Sebenarnya, sudah ada yang menawar sepeda kayu saya seharga Honda CBR. Tapi saya tidak melepasnya. Ada pula, warga Spanyol yang tertarik dengan sepeda saya. Tapi tidak terlaksana karena terbentur bahasa. Di samping itu, harganya memang belum cocok,” kata Sarijo kepada Solopos.com.

Jika diestimasi, harga sepeda motor Honda CBR berada di kisaran Rp30jutaan untuk varian 150R. Sedangkan untuk varian 250RR CBR dibanderol dengan harga termahal hingga Rp70 jutaan.

Sarijo mengatakan siap melepas sepedanya dengan harga yang sesuai. Di kesempatan itu, Sarijo tidak menjelaskan secara detail, harga jual sepedanya.

Advertisement

Gara-Gara Lihat Jam, Sarijo Asal Klaten Ciptakan Sepeda Kayu nan Unik

“Yang jelas, pernah ada yang menawar di atas Rp5 juta. Tapi, saya tidak melepasnya. Saya berharap, dengan sepeda ini dapat laku tinggi sehingga bisa mengubah hidup saja ke depannya [di awal membuat sepeda, Sarijo membutuhkan waktu satu bulan. Saat ini Sarijo hanya butuh waktu satu pekan],” katanya.

Sarijo mengakui dirinya hanya seorang tukang kayu. Meski seperti itu, Sarijo tak ingin putus semangat guna mengubah hidupnya agar jauh lebih sejahtera di waktu mendatang. Keahlian membuat sepeda kayu diperoleh Sarijo secara autodidak.

Advertisement

Beredar Video Pria Diduga Nyolong Sepeda di Mangkuyudan Solo, Ini Kata Kapolsek Laweyan

“Saya itu hanya tukang kayu. Tukang membuat kusen jendela dan lainnya. Sebelum gempa 2006, saya sempat menjadi tukang kayu keliling. Saat ini, saya ikut bos saya di Jogonalan. Saya menyadari, saya ini hanya pria putus sekolah saat berada di bangku kelas III SD. Saya memiliki dua anak. Semoga, sepeda kayu saya ini bisa laku dengan harga yang sesuai,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif