SOLOPOS.COM - Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Putri Jawa Tengah (Jateng), Chintami Budi Pertiwi, 25. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Kebijakan-kebijakan Pemkot Solo dibawah kepemimpinan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka dinilai sudah cukup responsif gender. Artinya, Gibran mampu menjalankan peran pemimpin Solo di banyak aspek, termasuk terkait gender.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Putri Jawa Tengah (Jateng), Chintami Budi Pertiwi, 25, saat diwawancara wartawan di Solo, Rabu (28/6/2023). Dia merespons pernyataan Panda Nababan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Mas Gibran sosok inspiratif, dan tidak banyak gimik. Contoh saja, saya buktikan sendiri, di sosmed Twitter, ramai kasus kekerasan seksual menimpa mahasiswa UNS Solo. Ramai di Twitter waktu itu, Mas Gibran menanggapi sangat responsif,” ujar dia.

Chintami mengatakan tanggapan Gibran tidak sekadar gimik di media sosial, melainkan diimplementasikan di lapangan. Dalam kasus kekerasan seksual itu menurut dia aparat keamanan melakukan patroli rutin di sekitar lokasi aksi.

“Di TKP dan sekitar UNS Solo ada patroli beberapa hari. Artinya Mas Gibran tidak sekedar gimik sosmed, tapi disertai laku lampah nyata. Itu bagian dari menjamin ruang aman perempuan dan mahasiswa. Waktu itu korbannya mahasiswa UNS,” urai dia.

Chintami mengatakan kebijakan yang dikeluarkan Gibran selama menjadi Wali Kota Solo sudah cukup responsif gender. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya ruang-ruang aman bagi segenap warga Solo. Sebuah bukti dari kematangan Wali Kota.

“Saat ngomongin kebijakan Mas Gibran tentang responsif gender, rencana strategis dari Pemkot Solo, banyak buktinya. Ruang-ruang aman dan apa-apa yang diupayakan Mas Gibran mengarah kepada kebijakan responsif gender,” terang dia.

Chintami mencontohkan sikap responsif lembaga-lembaga di Solo ketika diajak bicara tentang pencegahan dan perlindungan warga dari kekerasan seksual. Isu tentang responsif geder menurut dia tak kalah penting dari isu-isu stragegis lain.

“Jadi pemimpin muda tidak melulu tentang dirinya, atau anaknya siapa, atau siapanya, tapi lebih kepada laku lampah dan contoh yang dia tampilkan dalam kebijakan-kebijakan yang dilakukan. Anak muda punya inovasi dan lebih taktis,” kata dia.

Artinya, Chintami menambahkan tidak ada korelasi antara usia seseorang dengan tingkat keberhasilannya. Ditanya ihwal isu atau wacana Gibran sebagai Cawapres Pemilu 2024, menurut dia sudah layak merujuk kinerjanya selama ini.

“Menurut saya layak, karena sekalipun indikator layak itu tergantung siapa yang memberikan indikator itu. Tapi bila melihat apa yang dilakukan Mas Gibran menata kota tidak hanya infrastruktur, tapi juga manusianya, sudah layak,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya