Soloraya
Minggu, 24 Mei 2020 - 19:49 WIB

Didatangi Sukarelawan Pakai APD dan Ambulans, Remaja Nongkrong di Karanganyar Kocar-Kacir

Sri Sumi Handayani  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sukarelawan memakai APD lengkap membubarkan kerumunan remaja yang nongkrong di terminal wisata, Karangpandan, Karanganyar, belum lama ini. (Istimewa/Rendan Indonesia)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Sekelompok remaja yang tengah nongkrong di terminal wisata Mbangun Makutarama, Karanganyar, dibuat ketakutan dan kocar-kacir saat didatangi mobil ambulans dan orang memakai APD.

Peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu saat menjelang waktu berbuka puasa. Ceritanya, sekelompok remaja itu hendak ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa. Mereka menghabiskan waktu dengan menongkrong di terminal.

Advertisement

Suasana terminal wisata Mbangun Makutarama sepi selama wabah Covid-19. Tidak ada satu pun pedagang kios di sebelah timur itu buka. Demikian halnya, pemilik usaha di sisi barat dan tengah.

2 Kasus Baru Positif Covid-19 Boyolali, Salah Satunya Kontak Erat Jenazah di Senting

Advertisement

2 Kasus Baru Positif Covid-19 Boyolali, Salah Satunya Kontak Erat Jenazah di Senting

Sejumlah remaja diduga memanfaatkan situasi sepi di terminal wisata Karanganyar itu untuk nongkrong. Remaja itu mengendarai sepeda motor. Padahal pemerintah melarang masyarakat bergerombol dan beraktivitas di luar rumah apabila tidak adda keperluan penting.

Sejumlah sukarelawan yang tergabung dalam Rendan geram melihat pemandangan itu. Markas Rendan Indonesia berada di seberang terminal wisata Mbangun Makutarama. Otomatis, mereka bisa melihat aktivitas remaja itu di dalam terminal wisata.

Advertisement

Sebaran 69 Kasus Positif Covid-19 Per Desa di Sukoharjo, Kebanyakan OTG

Mereka mengendarai mobil ambulans warna putih dan masuk ke halaman terminal wisata. Gerombolan remaja Karanganyar yang semula asyik duduk-duduk nongkrong sembari mengobrol itu pun bubar.

Setiap remaja berusaha lari atau menyalakan mesin motor hendak kabur. Beberapa remaja lain tampak berusaha tenang saat didekati sejumlah sukarelawan. Para sukarelawan itu kemudian mempersilakan remaja-remaja itu naik ke ambulans.

Advertisement

"Anak menongkrong banyak sekali. Di Makutarama itu kan viral karena digunakan untuk menongkrong, ngabuburit. Tempat itu sering masuk media sosial karena menjadi tempat menongkrong dan banyak anak muda-mudi mojok," kata anggota Rendan Indonesia, Hartono, 45, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (22/5/2020).

Heboh Bintang Siang Hari di Solo dan Sekitarnya, Apakah Balon Udara?

Dia dan teman-temannya berinisiatif menghalau remaja Karanganyar yang suka nongkrong menggunakan cara berbeda karena geregetan dengan polah remaja itu selama pandemi Covid-19.

Advertisement

Dia tidak habis pikir mengapa remaja-remaja itu seolah tidak peduli terhadap kondisi pandemi dan menongkrong di luar rumah tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

Usia SMP-SMA

"Supaya anak-anak diam di rumah, ikuti anjuran pemerintah. Kami masuk terminal wisata mengendarai ambulans, mereka kabur. Dikirain ada apa-apa. Saya bilang 'kalau enggak mau bubar, ya masukin ambulance'. Biar kapok dan enggak menongkrong," ujar dia.

Dijaga Ketat, 15 OTG Klaster Gowa Sragen Rayakan Lebaran di Gedung SMS

Dia mengatakan setiap sore selama Ramadan itu ada seratusan motor remaja yang diparkir di terminal itu. Padahal saat hari biasa tidak terlalu banyak. Remaja itu dari Ngargoyoso, Matesih, dan Karangpandan.

"Anak usia SMP dan SMA. Bagaimana Covid-19 mereda kalau belum semua orang peduli," kata dia.

Hartono menyampaikan Rendan Indonesia akan menggunakan cara serupa maupun cara lain apabila masih ada remaja Karanganyar yang nekat nongkrong di terminal wisata selama pandemi. Dia mengklaim sudah berkoordinasi dengan Polsek Karangpandan perihal aksi tersebut.

Mulai 29 Mei, Pemudik Masuk Kota Solo Tak Wajib Masuk Rumah Karantina

Tono, sapaan akrabnya, berharap masyarakat yang masih memiliki anak atau kerabat usia remaja dapat mengawasi kegiatan anak-anak selama pandemi.

"Ikut anjuran pemerintah. Belajar di rumah. Enggak usah menongkrong. Imbasnya ke mana-mana. Anak-anak muda harusnya menjaga sikap, diam di rumah. Orang tua seharusnya memantau jangan biarkan mereka keluyuran."

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif