SOLOPOS.COM - Seorang pria lansia, S, mengamuk mencopoti dan memcahkan genting rumahnya di Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Senin (2/1/2023). (Istimewa/Noer Noegrohowati)

Solopos.com, WONOGIRI — Seorang lansia, S, mengamuk dengan merusak tempat tinggalnya di Dusun Pencil, Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Senin (2/1/2023) siang. Pria 61 tahun itu mengamuk diduga kuat karena depresi masalah warisan keluarga.

Kasubsi Penmas Humas Polres Wonogiri, Aiptu Iwan Sumarsono, mengatakan S mengamuk dengan cara memecahkan kaca dan atap genting rumah sampai tidak ada sisa. Peristiwa itu terjadi pada Senin pagi hingga siang dan sempat menjadi perhatian warga sekitar.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Proses penanganan dan evakuasi lansia mengamuk itu membutuhkan waktu cukup lama. Hal itu lantaran S membawa senjata tajam arit dan cangkul, sehingga perlu proses negosiasi.

S baru bisa tertangkap sekitar pukul 13.00 WIB. Penanganan dan evakuasi dilakukan TNI/Polri, Pemerintah Desa Gedong, Pemerintah Kecamatan Ngadirojo, dan Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri.

“S sempat mengamuk dan marah sebelum berhasil ditangkap Senin siang. Setelah ditangkap, ia segera dibawa ke RSJ Solo,” kata Aiptu Iwan kepada Solopos.com, Selasa (3/1/2023).

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsos Wonogiri, Noer Noegrohowati, menjelaskan S mengalami depresi karena masalah keluarga. Rumah yang dia dan saudaranya tinggali sekarang merupakan rumah keprabon atau warisan orang tua.

Rumah itu seharusnya dibagi dua antara dia dan saudaranya. Pembagian itu sudah dilakukan. Namun sertifikat tanah itu tidak mencantumkan nama S. Melainkan hanya nama saudara dia.

Hal itu melatarbelakangi S dendam kepada saudara dia hingga mengakibatkan depresi. S juga mengalami paranoid. Malam sebelum dia mengamuk, S sudah mewanti-wanti keluarga akan meratakan rumah di Dusun Pencil itu.

“Benar saja, dia mengamuk mecahin kaca dan genting. Dia ke atas sambil bawa arit dan cangkul. Itu yang buat proses penanganan cukup lama karena sangat berbahaya. Apalagi aritnya sangat tajam,” kata Noer saat dihubungi Solopos.com melalui sambungan telepon WhatsApp (WA), Selasa sore.

Dia melanjutkan, S berhasil ditangkap ketika terpeleset dari tangga dan jatuh bersama cangkul yang ia bawa. Kemudian S langsung dibawa ke RSJ Solo untuk pemeriksaan kejiwaan.

Setelah diperiksa ternyata tulang selangka S retak karena terjatuh dari tangga sehingga terlebih dahulu dirujuk ke salah satu rumah sakit di Solo. S akan diperiksa kejiwaan setelah penanganan retak tulang rampung.

Kepala Desa (Kades) Gedong, Kaimin Widodo, mengatakan selama ini S dikenal sebagai warga yang normal. Diketahui S belum menikah dan tinggal bersama kakak perempuannya di rumah orang tuanya itu.

“Dulunya pernah jualan bakso di luar kota. Kemudian ikut kakaknya di rumah itu. Sudah dua tahun ini,” kata Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya