Soloraya
Kamis, 14 Juli 2022 - 09:04 WIB

Diduga Jadi Korban Perundungan, Seorang Siswa di Wonogiri Trauma

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi perundungan (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Seorang anak di  Kabupaten Wonogiri diduga menjadi korban perundungan di sekolah hingga mengalami trauma.

Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, tengah menangani satu kasus perundungan anak.

Advertisement

Seorang anak yang menjadi korban kasus tersebut, kini sudah dalam pendampingan. Konselor anak di Dinas PPKB P3A Wonogiri, Afrilin Dewi, menerangkan, kasus itu mulanya terjadi di lingkungan sekolah.

“Sebenarnya anaknya normal. Tapi dia dirundung karena orang tuanya disabilitas. Saat ini kami sedang mendampinginya, kami lakukan home visit [kunjungan ke rumah] beberapa waktu lalu,” kata Dewi, sapaan akrabnya, saat ditemui di kantor Dinas PPKB P3A Wonogiri, Selasa (12/7/2022).

Advertisement

“Sebenarnya anaknya normal. Tapi dia dirundung karena orang tuanya disabilitas. Saat ini kami sedang mendampinginya, kami lakukan home visit [kunjungan ke rumah] beberapa waktu lalu,” kata Dewi, sapaan akrabnya, saat ditemui di kantor Dinas PPKB P3A Wonogiri, Selasa (12/7/2022).

Kasus anak yang mengalami perundungan, menurutnya, pasti ditemui di sekolah-sekolah. Tak melulu pada masalah yang besar, melainkan juga bisa terjadi pada masalah kecil. Hal ini bergantung dengan lingkungan pertemanan di sekitarnya. Terlebih jika si anak memiliki kekuatan yang rendah.

“Saat diejek teman, puncak emosinya keluar. Sehingga sifat marah keluar dan akhirnya mengarah ke tindakan fisik. Seperti sering memukul, berkata kasar, dan sebagainya,” ujarnya.

Advertisement

Lebih lanjut, langkah home visit menjadi cara terakhir yang dapat dilakukan DPPKB P3A Wonogiri untuk mendampingi korban perundungan sesuai tugas Dinas PPKB P3A ialah melakukan pendampingan lewat KIE,  yaitu Komunikasi-Informasi-Edukasi.

“Ada telaah, ada asesmen, dan yang terakhir home visit,” ujarnya.

Kepala Dinas PPKB P3A Wonogiri, Mubarok, menambahkan, jika home visit ternyata tak cukup menyembuhkan korban perundungan, maka pihaknya bakal menggandeng psikolog dan psikiater dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonogiri.

Advertisement

“Setelah home visit ini dirasa cukup, maka penanganannya selesai di dinas kami. Tapi kalau butuh tindakan lanjutan karena sampai mengalami traumatis, maka kami merujuk korban ke rumah sakit untuk mendapat pendampingan dari psikiater dan psikolog,” terang Mubarok saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa.

Baca Juga: Kisah Haikal, Satu-Satunya Siswa Baru di SDN 4 Pare Wonogiri

Kasus perundungan pada anak seperti yang tengah ditangani Dinas PPKB P3A Wonogiri tersebut, turut menjadi perhatian Forum Anak Wonogiri.

Advertisement

Jika Dinas PPKB P3A Wonogiri mengambil bagian pada pendampingan korban, maka bagian Forum Anak Wonogiri ada pada pencegahan. Dalam hal ini, Mubarok menyebut peran Forum Anak Wonogiri menjadi penting.

Upaya mencegah terjadinya perundungan pada anak, turut disosialisasikan Forum Anak Wonogiri saat berhadapan dengan ratusan siswa baru di kelas VII SMPN 1 Wonogiri, Senin (11/7/2022) lalu.

Dalam kegiatan bertajuk Forum Anak Goes to School, sembilan pengurus Forum Anak Wonogiri menyertakan materi tentang pentingnya mengerti pertemanan yang sehat dan tidak sehat.

 

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif