SOLOPOS.COM - Meyda Tiara Kusuma Wardani, 16, remaja asal Wonogiri yang hilang sejak 17 Mei 2021. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Kepergian remaja Wonogiri, Meyda Tiara Kusuma Wardani, 16, pada Mei 2021 lalu diduga berkaitan dengan sosok guru silatnya, Nurhayadi. Meyda kini telah ditemukan dan pulang ke rumah keluarganya di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sementara Nurhayadi masih belum diketahui keberadaannya.

Diberitakan sebelumnya, Meyda diduga memiliki hubungan istimewa dengan Nurhayadi. Dugaan itu disampaikan ayah Meyda, Gatot Subroto. Gatot mengaku sempat ditelepon istri Nurhayadi. Perempuan itu memintanya menjauhkan Meyda dari sang suami.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Cerita itu didapatnya pada Minggu (16/5/2021). Sore harinya, Minggu pukul 15.00 WIB, ia menjemput anaknya dari tempat berlatih di Kecamatan Girimarto untuk diajak pulang ke rumah.

Gatot meminta Meyda istirahat berlatih silat pada keesokan harinya, Senin (17/5/2021). Sang anak menurut. Hari itu, Senin, Gatot berencana ke Solo untuk mengurus pekerjaannya. Istri Gatot juga bekerja di pabrik. Lantas, Meyda dititipkan ke rumah neneknya di Kecamatan Girimarto. Ia tak menduga hari itu menjadi hari terakhir bertemu Meyda. Sejak saat itu, Meyda dan Nurhayadi menghilang.

Baca juga: Cerita Meyda Wonogiri Setahun Kabur & Takut Pulang ke Rumah

Pengakuan Meyda

Meyda kini berada di bawah pendampingan tim dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Wonogiri. Pendamping Meyda, Ririn, menyebut remaja Wonogiri itu masih trauma dengan konflik yang terjadi antara dirinya dengan sang ayah.

Ririn mengatakan awal kepergian Meyda erat kaitan dengan kondisi tidak nyaman di keluarga. “Kemarin, setelah melakukan pendampingan, kami langsung mencari Ketua RW setempat. Saya menunjukkan kondisi sebenarnya dan di situ ada orang tua. Bahwa ayahnya, Gatot, mendidik anaknya terlalu keras,” kata Ririn.

Baca juga: Terkuak! Ini Alasan Meyda Wonogiri Kabur & Setahun Menghilang

Didikan keras

Ririn menambahkan, berdasarkan keterangan warga dalam pertemuan itu, ayah Meyda, Gatot Subroto, dinilai terlalu keras mendirik anak. Kepada Ririn, Gatot menyampaikan alasannya mendidik Meyda dengan keras adalah kebiasaan remaja Wonogiri itu pulang malam.

“Alasannya karena anaknya pulang malam-malam hingga membuat ayahnya jengkel. Kemudian, sang anak tidak terima karena ayahnya bicara keras di depan teman-temannya. Itu sebenarnya yang membuat sang anak trauma dan pergi ke rumah neneknya,” ucapnya.

Meyda yang berulang kali pulang malam mendapat perlakuan yang membuatnya tidak nyaman. “Meyda yang berulang kali pulang malam tak memiliki arahan yang membuat dia nyaman. Justru yang didapat perilaku kasar dari orang tua. Hal tersebut bertentangan dengan jiwa si anak,” ungkap dia.

Saat ini, remaja Wonogiri yang sempat hilang hampir setahun itu memilih pulang ke rumah neneknya di Kecamatan Girimarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya