SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Palur Kulon, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, menggerebek rumah yang diduga jadi tempat kumpul kebo Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo berinisial D dengan seorang wanita lajang, Jumat (1/12/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo berinisial D digerebek warga setelah diduga kumpul kebo dengan seorang wanita di Dukuh Palur Kulon, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (1/12/2023).

Kejadian tersebut juga diabadikan melalui video dan foto yang disebarkan melalui pesan WhatsApp. Video tersebut beredar dengan suara perempuan mengatakan akan memviralkan pasangan yang membuat resah warga setempat itu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dalam video itu terdapat seorang perempuan yang mengenakan pakaian bercorak motif yang diduga  kumpul Kebo dengan D yang mengenakan kaus hitam celana jins. Salah seorang pria lain dalam video berdurasi 19 detik tersebut tampak meminta maaf pada warga akibat kejadian tersebut. Diduga pria tersebut merupakan keluarga pihak perempuan.

Video lain berdurasi 3 detik juga tersebar dengan suara teriakan warga yang mengungkapkan kekesalan akibat ulah pasangan tersebut.

Salah seorang warga setempat, Linggar, mengaku masyarakat sudah cukup lama resah dengan pasangan tersebut. Dalam setahun terakhir keduanya diketahui sering bertemu. Warga hanya mengetahui perempuan yang tinggal di rumah tersebut yang berinisial DK, masih lajang dan belum menikah.

Namun pria yang diduga Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo itu selama setahun terakhir sering menyambangi rumah tersebut. Tak hanya itu, D juga menurutnya cukup arogan lantaran sering mengancam dengan dalil hukum dan sering membuat masalah dengan warga.

“Contoh jemuran baju di luar saja dipermasalahkan. Termasuk saya pasang CCTV untuk keamanan jalan malah dibilang mengganggu,” ceritanya.

Sebelumnya warga sudah memperingkatkan pasangan tersebut, apalagi keduanya tidak memiliki hubungan keluarga. Namun Linggar mengaku tak mau juga menuduh tanpa bukti yang jelas hingga akhirnya penggerebekan itu dilakukan.

Warga lain, Sudioto, mengatakan hal serupa perihal keresahan masyarakat setempat. Menurutnya warga tak ingin terlibat dalam masalah pribadi keduanya. Namun, tindakan si perempuan yang masih lajang sering disambangi oleh pria bukan kerabatnya membuat warga resah.

“Sebenarnya warga hanya ingin mengetahui statusnya apa. Apakah menikah siri atau lainnya karena memberi keterangan pada RT pihak perempuan masih single. Setiap hari [D] datang kadang masuk lalu pintu ditutup. Menurut kami itu tabu, warga jadi resah. Sudah berlangsung sekitar 1 tahunan ini,” ungkap Sudioto.

Berdasarkan informasi yang ia terima, perempuan tersebut yakni DK berasal dari Jawa Timur. Saat kejadian keluarga DK tengah berkunjung ke rumah tersebut. Lantaran menginap, RT dan RW setempat datang untuk mengkonfirmasi kehadiran keluarganya. Sekaligus memberikan informasi kepada saudara sang perempuan jika D dan DK telah membuat resah.

“Intinya warga hanya mempertanyakan statusnya. Kalau yang lain-lain bukan ranah kami. Sudah ada perjanjian katanya tidak akan ke sana lagi,” imbuhnya.

Dalam penggerebekan tersebut D diketahui sempat berkelit dan mengaku hanya rekan kerja DK. Namun warga tak menerima pernyataan tersebut lantaran DK sempat mengaku jika D merupakan om atau keluarganya. Padahal berdasarkan keterangan keluarga, keduanya tidak memiliki hubungan saudara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya