Soloraya
Kamis, 2 Februari 2023 - 23:56 WIB

Digadang-gadang Jadi Cawapres Pilpres 2024, Yenny Wahid Tak Mau Kegeeran

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, bersama Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengunjungi salah satu stan UMKM desa damai saat digelar sarasehan di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Kamis (2/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Nama putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, ramai digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024.

Yenny disandingkan dengan sejumlah nama yang sudah ramai diperbincangkan menjadi calon presiden (capres) seperti Ganjar Pranowo serta Anies Baswesdan. Oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Yenny bahkan dideklarasikan sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Advertisement

Menanggapi hal itu, Yenny menghargai aspirasi yang bermunculan. Namun, di sisi lain, ia mengaku tak ingin gede rumangsa atau kegeeran.

“Tahun politik kan masih panjang. Tentu saya menghargai aspirasi tersebut. Saya sendiri tidak pernah mengobrol dengan Mas Ganjar tentang itu. Saya ketemu cuma ngguya-ngguyu tok. PSI juga tidak pernah ngomong sama kita bikin deklarasi itu,” kata Yenny di Desa Gemblegan, Kalikotes, Klaten, Kamis (2/2/2023).

Yenny Wahid yang berada di Klaten untuk menghadiri sarasehan desa damai bersama Yayasan Wahid Foundation yang dipimpinnya, mengaku tak ingin gede rumangsa dengan munculnya aspirasi mendukung dirinya maju sebagai cawapres.

Advertisement

Dia menjelaskan saat ini fokus bekerja terutama menjalankan program-program terkait kesejahteraan masyarakat. “Tentu kami menghargai aspirasi yang disampaikan. Saya tidak mau geer juga,” kata Yenny.

Yenny mengaku saat ini masih fokus untuk tetap bekerja bagi masyarakat terutama program-program kesejahteraan masyarakat. Mengenai Pemilu nantinya seperti apa, Yenny mengatakan akan menentukan pilihan yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Dia mengakui sudah ada tawaran maju pada Pemilu 2024. Namun, dia belum memutuskan menerima tawaran itu atau tidak. “Beberapa nawari cawapres. Kalau saya, proses pengambilan keputusan selalu melibatkan dalil aqli dan naqli, proses rasional dan spiritual,” jelas Yenny.

Advertisement

Proses spiritual, kata Yenny, yakni melalui Salat Istikarah dan juga dhawuh beberapa kiai dan nyai termasuk ibunya yang akan ia mintai pertimbangan siapa yang akan didukung.

“Jadi tentu melalui pertimbangan rasional, itu sangat penting. Tetapi pertimbangan spiritual juga menjadi salah satu faktor besar,” ujarnya.

Saat ditanya pilih mendampingi Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan, Yenny hanya tertawa. “Siapa ya?” kata Yenny sembari tertawa dan masuk ke mobil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif