SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Gagasan menjadikan Solo sebagai Entrepreneurship City atau Kota Kewirausahaan mendapat sambutan positif dari peserta seminar Kewirausahaan yang digelar DPC Himpunan Seluruh Pendidik dan Penguji Indonesia Solo bekerja sama dengan Universitas Slamet Riyadi (Unisri), Sabtu (19/1/2013).

Ketua Pokjanas Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKNI) dari Kemenko Perekonomian RI, Sudrajat Rasyid mengatakan, seminar kewirausahaan yang bertema Menebar Virus Wirausaha Kreatif bisa menjadi cikal bakal didirikannya Solo Entrepreneurship City. Pasalnya, seminar pada hari itu dihadiri oleh kaum kreatif yang terdiri dari penyelenggara pendidikan nonformal seperti Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), kursus, dosen, guru hingga pengusaha.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Setiap elemen tersebut, diyakini Rasyid sangat menyadari pentingnya wirausaha kreatif bagi kemajuan bangsa yang secara otomatis bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rasyid mengatakan, kemajuan sebuah negara sangat ditentukan oleh berkembang tidaknya kegiatan wirausaha yang ada di sana. Sejumlah teori menyebut prasyarat majunya sebuah negara apabila kalangan wirausahanya mencapai 2% dari keseluruhan total penduduk.

Sayangnya di Tanah Air, syarat minimal tersebut masih belum tercapai karena kalangan wirausaha jumlahnya belum sampai menyentuh 1%.

“Bicara soal kaum wirausaha adalah mereka yang mampu hidup secara mandiri dan mampu memandirikan orang lain. Yang terpenting agar bisa menjadi wirausaha adalah adanya daya semangat, kreativitas, karakter hingga mentalitas. Siapa yang bisa membentuk ini, jawabannya adalah para pengajar, pendidik, penguji kompetensi yang bekerja di berbagai kursus pendidikan, kelompok belajar, LPK dan banyak lagi lainnya,” jelas Rasyid.

Pertanyaan kedua, sambung Rasyid, adalah siapa saja yang menjadi kelompok sasaran wirausaha kreatif. Jawabannya ada bermacam-macam, di antaranya warga belajar pada kelompok-kelompok kursus, siswa SMA, mahasiswa, pramuka, santri, karang taruna, perempuan, komunitas masyarakat dan masih banyak lagi lainnya. Agar kelompok sasaran ini bisa mendapatkan pemahaman yang baik mengenai kegiatan kewirausahaan, Rasyid menekankan perlunya usaha terpadu dalam sebuah lembaga yakni Solo Entrepreneurship City.

Pembicara lain dari Freshblood Indonesia, Irfan Sutikno mengatakan posisi Solo sebagai nominator Creative City UNESCO harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Oleh sebab itu, keberadaan lembaga nonstruktural yang berfungsi mempercepat laju pengembangan industri kreatif sekaligus sebagai partner pemerintah sudah saatnya segera direalisasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya