SOLOPOS.COM - Warga memadati area festival bazar UMKM Desa Tawangrejo, Jatipurno, Wonogiri, Sabtu (29/7/2023). (Istimewa/Rusdi Febrianto)

Solopos.com, WONOGIRI — Ribuan orang membanjiri acara bazar usaha mikro kecil menengah atau UMKM di pinggir sawah Desa Tawangrejo, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, Sabtu-Minggu (30/7/2023). Kegiatan itu diselenggarakan Pemdes dan Karang Taruna Tawangrejo sebagai ikhtiar meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan ajang pengembangan ekowisata desa.

Kepala Desa Tawangrejo, Sido Colok, mengatakan kegiatan Tawaria atau Tawangrejo Bazar Ceria itu diselenggarakan sebagai tindak lanjut rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) desa yang telah dirumuskan dengan para pemuda pada awal 2023 ini.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tujuannya, meningkatkan perekonomian warga desa yang bergerak di sektor usaha mikro kecil (UMK). Dia menerangkan Tawaria dilaksanakan di pinggir areal persawahan Dusun Lor Tawang, Desa Tawangrejo. Pemilihan lokasi itu bukan tanpa alasan atau pertimbangan.

Para pemuda di Tawangrejo mengusulkan pada rapat RPJM Desa agar areal persawahan itu dikembangkan menjadi ekowisata. Mereka menilai lokasi tersebut berpotensi menjadi wisata desa. Itu bisa dilihat dari banyaknya warga yang berkunjung di persawahan Lor Tawang setiap sore.

Colok menyebut Bazar UMKM Tawanrejo, Wonogiri, atau Tawaria ini merupakan upaya awal pengembangan ekowisata tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari itu mampu menyedot perhatian ribuan warga Desa Tawangrejo dan sekitarnya.

Ada 70 stan dan pedagang di Tawaria yang menjajakan berbagai kuliner makanan khas desa. Ada pula kerajinan tangan yang dibuat dari tangan-tangan warga Desa Tawangrejo.

Omzet Pedagang

“Semua pelaku usaha yang ikut Tawaria ini warga lokal Desa Tawangrejo. Memang ini tujuannya untuk pemberdayaan pelaku UMK di desa,” kata Colok saat dihubungi Solopos.com, Minggu (30/7/2023).

Berdasarkan survei sampel yang ia lakukan, rata-rata penghasilan bersih yang didapatkan pedagang dari Bazar UMKM di Tawangrejo, Jatipurno, Wonogiri, itu minimal sekitar Rp200.000/hari.

Banyak dari mereka merupakan pedagang kuliner tradisional seperti tiwul, gendar pecel, dan olahan makanan tradisional lain. Selain itu, pelaku usaha kerajinan tangan seperti tas serut dan alat jathilan juga bisa ditemui.

bazar UMKM tawangrejo wonogiri
Warga mengunjungi stan-stan di festival bazar UMKM Desa Tawangrejo, Jatipurno, Wonogiri, Sabtu (29/7/2023). (Istimewa/Rusdi Febrianto)

Melihat antusiasme warga pengunjung yang begitu, Pemdes dan Karang Taruna Tawangrejo berencana menggelar acara serupa secara rutin, entah sebulan sekali atau dua kali. Yang jelas, lanjut Colok, kegiatan untuk menumbuhkan perekonomian dan diharapkan bisa mengurangi kemiskinan di desa itu yang masih sekitar 10%.

Mereka yang masih masuk kategori miskin diharapkan terpacu semangatnya untuk turut menjadi pelaku usaha dan tidak perlu khawatir sepi pasar. Colok melanjutkan sebenarnya Desa Tawangrejo sudah mempunyai pasar tradisional yang buka setiap hari pasaran Pon dan Legi.

Tetapi pasar itu lebih banyak menjual barang-barang mentah. Sedangkan di Tawaria atau bazar UMKM Desa Tawangrejo, Wonogiri, menjajakan barang jadi siap makan dan siap pakai.

Hiburan dan Lomba-lomba

“Kalau dibandingkan, jelas ramai Tawaria dibandingkan pasar desa. Tawaria ini dikunjungi ribuan orang dari berbagai desa bahkan luar Kecamatan Jatipurno,” ucap dia.

Ketua Karang Taruna Desa Tawangrejo, Rusdi Febrianto, juga menyebut pengunjung festival bazar di Lor Tawang itu mencapai ribuan orang. Hal itu bisa dilihat dari hasil penjualan karcis parkir yang mencapai 1.000 lembar karcis pada Sabtu dan 500 karcis pada Minggu hingga pukul 11.00 WIB.

Kendaraan pengunjung didominasi kendaraan sepeda motor. Satu sepeda motor rerata ditumpangi dua orang. Rusdi menyampaikan selain bazar UMK, kegiatan yang berkolaborasi dengan mahasiswa KKN IPB itu juga menghadirkan berbagai hiburan dan lomba antara lain lomba masak berbahan singkong, hias stan, dan lomba layang-layang.

Rusdi menyebut lokasi Tawaria di areal persawahan dan pemandangan pegunungan Wonogiri menjadi salah satu daya tarik warga berkunjung. Dia menggambarkan bentang alam Lor Tawang berupa persawahan di kanan-kiri jalan.

Di belakangnya tampak gugusan perbukitan Wonogiri yang hijau. “Selain pemandangan alam dan berbagai macam kuliner yang menarik, kami juga sediakan hiburan. Untuk hari pertama kemarin ada penampilan dari old band dan juga lomba masak untuk ibu-ibu. Hari ini ada lomba hias layang-layang,” jelas dia.

Dia menambahkan setelah kegiatan itu berakhir, para pemuda akan evaluasi terlebih dahulu agar ke depan bisa menampilkan sesuatu yang lebih baik. “Kami ingin mewujudkan destinasi wisata di area persawahan Lor tawang,” imbuh Rusdi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya