SOLOPOS.COM - Sejumlah pejabat dan perangkat desa menyaksikan operasional pompa air tenaga surya di persawahan kas desa di wilayah Desa Trombol, Mondokan, Sragen, Kamis (14/4/2022). (Istimewa/Diskumindag Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Perangkat Desa Trombol, Kecamatan Mondokan, Sragen bisa dibilang beruntung. Sawah bengkok mereka menjadi lokasi uji coba pompa tenaga surya buatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pompa yang diserahkan pada ke pada Kamis (14/4/2022) lalu itu ada dua unit.

Desa Trombol dipilih jadi lokasi uji coba karena peneliti ahli madya Kementerian ESDM yang membuat pompa tersebut, yakni Slamet, istrinya berasal dari Trombol.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Pompa air yang digunakan itu submersible. Model pompa air tenaga surya ini diujicoba di Sragen dan di Bali. Kenapa memilih Trombol karena istri peneliti dari Kemen ESDM itu berasal dari Trombol,” jelas Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, Sabtu (16/4/2022).

Baca Juga: Pompa Air Tenaga Surya Mulai Digunakan di Sawah Desa Mondokan Sragen

Karena jadi lokasi uji coba, Pemerintah Desa Trombol tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk pengadaan pompa tenaga surya itu. Apalagi jumlahnya dua unit, mengingat teknologi litrik tenaga surya di Indonesia masih terbilang mahal.

Jadi berapa modal yang dibutuhkan untuk memasang pompa tenaga surya dan apa kelemahannya?

Menurut peneliti Ahli Madya Kemen ESDM, Slamet, ada dua jenis pompa tenaga surya yang dibikin pihaknya. Yakni yang menggunakan beterai dan yang tidak. Pompa tenaga surya tanpa baterai modalnya Rp70 juta. Tetapi hanya bisa digunakan di siang hari.

“Kalau yang pakai baterai itu investasinya mencapai Rp120 juta. Saran saya penggunaan pompa air tenaga surya itu menyesuaikan kebutuhan pengairannya. Kalau untuk pengairan 24 jam bisa yang pakai baterai, bila hanya pengairan di siang hari cukup tanpa baterai,” jelas Slamet.

Baca Juga: Populasi Tyto Alba Diperbanyak, Serangan Tikus di Sragen Anjlok 50%

Kelebihan dari pompa tenaga surya ini adalah tidak ada pengeluaran bulanan untuk bayar tagihan listri PLN atau membeli bahan bakar untuk menyalakan mesin. Selain itu, pompa tenaga surya juga bebas emisi CO2.

Slamet memaparkan, pompa tenaga surya sudah diuji coba di persawahan Desa Trombol sejak 2021 lalu. Jenisnya ada dua. Pertama, pompa air tenaga surya dengan baterai 9,6 KWh, panel surya 3,75 kWp dan pompa berkapasitas 750 watt. Pompa ini mampu mengalirkan air dengan debit 3 meter kubik per jam. Kebutuhan listrik untuk pompa air dalam 24 jam itu 9,42 kWh sehingga memakai baterai 9,6 kWh.

Pompa air tenaga surya yang kedua tidak menggunakan baterai. Tetapi panel suryanya mampu menghasilkan listrik 5 kWp untuk menggerakan pompa air 3 phase. Kapasitasnya 2.600 Watt dan bisa memompa air 6,5 meter kubik per jam.

Baca Juga: Poktan Plosokerep Sragen Mulai Jalankan Program Panen 4 Kali Setahun

Sekretaris Desa Trombol, Bambang Tugiyono, mengatakan uji coba pompa air tenaga surya itu memang sudah lama. Mekamisme pompa tersebut adalah dengan mengaliran air dari sumur ke tandon penampungan. Baru kemudian dialirkan ke sawah.

“Ada kelemahannya, terutama yang tanpa baterai. Kemampuan memompa air itu tergantung pada panas matahari yang ada,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya