Soloraya
Kamis, 12 Juli 2012 - 07:46 WIB

DIHAJAR TRUK: Gorong-gorong di Manisrenggo Diperbaiki

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

Camat Manisrenggo, Wahyudi Martono (Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Gorong-gorong di Desa Kranggan, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, mulai diperbaiki. Gorong-gorong yang berlokasi tak jauh dari Puskesmas Manisrenggo itu rusak lantaran sering dilalui truk penambang pasir yang melintas di jalan tersebut.

Advertisement

Karena masih diperbaiki, maka untuk sementara jalan tersebut ditutup untuk kendaraan roda empat. Penutupan jalan mulai dari Jalan Kikis di jalur perbatasan Yogya-Jateng dan simpang tiga SPBU Manisrenggo. Kendati sudah ditutup, masih saja ada kendaraan roda empat yang masih melintasi jalur. Padahal di kedua jalan masuk ke jalur itu sudah dipasangi papan peringatan.

Camat Manisrenggo Wahyudi Martono, mengatakan perbaikan tersebut dilakukan dan dibiayai oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten. Untuk sementara jalur lalu lintas dialihkan melalui jalur ke arah Desa Kepurun. Perbaikan direncanakan selesai pada 21 Juli nanti. Namun pihak kecamatan meminta kepada DPU agar jalan itu tidak dilalui kendaraan selama 10 hari setelah perbaikan.

“Agar gorong-gorong yang sudah diperbaiki itu kering maksimal. Jadi benar-benar kuat dan tidak mudah rusak. Kalau sebentar-sebentar diperbaiki, nanti bisa mengganggu pengguna jalan,” ujar Wahyudi, Rabu (11/7).

Advertisement

Lebih lanjut ia mengatakan, hingga saat ini lalu lintas truk pasir yang melintasi di jalur itu masih ramai. Petugas hanya bisa memberikan peringatan mengenai batasan tonase bagi truk-truk yang melintas.

Sebelumnya, sudah ada penindakan soal truk yang tak boleh melintas di jalur itu. Namun para sopir truk tetap ngotot menggunakan jalur Manisrenggo itu sebagai jalan utama truk. Penindakan itu adalah hasil kesepakatan antara Dirjen Perhubungan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Propinsi Jateng dan Dishub Klaten.

Hasilnya, imbuh Wahyudi, yakni membatasi tonase truk yang melintas. Dulu, katanya pernah diujicobakan terhadap truk-truk yang melintas dekat Sub Terminal Manisrenggo. Namun saat disidak, truk-truk itu ternyata berhenti di tepi jalan sebelum melewati terminal. Para sopir memberhentikan truknya setelah mengetahui ada sidak.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif