SOLOPOS.COM - Warga Desa Ngreden, Wonosari, Klaten, berebut gunungan legondo dan berbagai hasil bumi yang baru saja dikirab untuk memperingati haul Ki Ageng Perwito, Minggu (5/3/2023) siang. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warga Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten, menggelar kirab gunungan legondo dan intip serta berbagai hasil bumi, Minggu (5/3/2023) siang sebagai rangkaian peringatan Haul ke-312 Ki Ageng Perwito.

Kirab digelar warga bersama Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (Pakasa) diawali dari Masjid Agung Ngreden menuju kompleks Makam Ki Ageng Perwito yang berjarak sekitar 500 meter. Lagu Lir Ilir mengalun sepanjang rute kirab.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sesampainya di kompleks makam, sejumlah perwakilan tokoh masyarakat dan Pakasa menggelar doa bersama. Tak berapa lama kemudian, gunungan diperebutkan warga yang sudah berkerumun. Kurang dari lima menit, gunungan berisi 800 legondo dan 50 intip ludes.

Pengelola Makam Ki Ageng Perwito di Wonosari, Klaten, Sucipto Hadi Suwarno, menjelaskan haul Ki Ageng Perwito diperingati setiap tahun tepatnya pada 12 Ruwah. Namun, baru tahun ini haul dimeriahkan dengan kirab gunungan.

Salah satu ciri khas pada peringatan haul Ki Ageng Perwito yakni legondo, makanan yang menggunakan bahan utama ketan dibungkus janur kemudian ditali menggunakan tutus. Selain itu, ada menu intip.

“Ini menggambarkan ciri khas makanan Ngreden. Intip menggambarkan sosok Ki Ageng Perwito yang menjadi pengayom. Sementara Legondo memiliki filosofi menjalankan segala sesuatu dengan hati yang ikhlas, legawa,” kata Sucipto saat ditemui wartawan seusai kirab.

Sucipto menambahkan bahan yang digunakan membuat legondo yakni beras ketan mengandung makna teteg ben tekan yang artinya hajatnya biar sampai. Sedangkan bungkus janur bermakna nur yang artinya cahaya ditujukan kepada Allah SWT. “Kemudian legondo diikat pakai tutus yang artinya dilaksanakan sampai selesai,” jelasnya.

Sucipto menjelaskan perayaan haul Ki Ageng Perwito di Wonosari, Klaten, dengan kirab  legondo dan intip direncanakan digelar secara rutin saban tahun. Dia berharap dari kegiatan itu warga serta pengunjung meneladani ajaran Ki Ageng Perwito yang semasa hidup dikenal sebagai sosok yang mengajarkan ilmu pertanian, budaya, serta agama Islam.

Salah satu warga yang ikut rebutan isi gunungan, Waljinah, 52, mendapatkan beberapa butir legondo serta intip setelah kepayahan di antara kerumunan orang. “Baru kali ini ada kirab. Legondo dan intipnya bisa dimakan. Ya mudah-mudahan dapat berkahnya,” kata warga Desa Ngreden tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya