Soloraya
Selasa, 19 November 2019 - 14:50 WIB

Dikabarkan Ditangkap Densus 88, Ini Keseharian Irfan Warga Cemani Sukoharjo

Indah Septiyaning Wardani  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah Muhammad Irfan di Dusun Waringin Rejo, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, yang pada Senin (18/11/2019) sore digeledah Densus 88. (Solopos-Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Muhammad Irfan, 45, warga Gang Perkutut, Dusun Waringin Rejo, Desa Cemani, Kabupaten Sukoharjo, yang dikabarkan ditangkap aparat Densus 88 Antiteror berprofesi sebagai pedagang buku agama dan bendera keliling.

Sosok Irfan selama ini dikenal pendiam dan tertutup di di kalangan tempat tinggalnya. Meski pendiam dan tertutup, Irfan tetap mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti rapat RT dan kerja bakti.

Advertisement

"Irfan sudah tinggal di sini [Gang Perkutut] sejak lama. Hampir 16 tahunan. Selama ini jual buku, bendera, tasbih, minyak wangi keliling ke masjid-masjid," kata tetangga Irfan sekaligus istri ketua RT 001/RW 019 Waringin Rejo, Desa Cemani, Sri Warningsih, saat dijumpai di rumahnya, Selasa (19/11/2019).

Dia mengaku terkejut mengetahui salah satu tetangganya tertangkap tim Densus 88. Apalagi saat dilakukan penggeledahan di rumah Irfan, ditemukan aneka buku tentang jihad, bendera HTI, CD jihad dan lainnya.

Menurut Sri Warningsih, Irfan ditangkap Densus beberapa jam sebelum dilakukan penggeledahan. Sebab warga masih sempat melihat yang bersangkutan berada di sekitar kampung pada Senin (18/11/2019) siang. Namun saat dilakukan penggeledahan Senin sore, Irfan sudah tidak terlihat hingga saat ini.

Advertisement

"Selama penggeledahan banyak warga melihat ada petugas dengan dilengkapi senjata api. Tapi kami tidak boleh mendekat apalagi memfoto," katanya.

Dia menjelaskan Irfan dalam keseharian cukup aktif bergaul dengan warga.

"Orangnya membaur tapi kalau ada coblosan pemilu tidak pernah berpartisipasi," ujarnya.

Advertisement

Kades Cemani Hadi Indrianto mengatakan Irfan tidak berada di lokasi saat dilakukan penggeledahan sehingga kemungkinan besar sudah ditangkap terlebih dahulu. Sedangkan terkait jaringan tertentu tidak dijelaskan oleh pihak polisi.

"Orangnya tidak ada pada saat penggeledahan, hanya ibu dan saksi serta puluhan polisi," bebernya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif