Soloraya
Kamis, 17 September 2020 - 17:01 WIB

Dikeluhkan Masyarakat, Pengemis di Perempatan Transito Sragen Dikukut

Muh Khodiq Duhri  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen, Heru Martono (kanan), membina seorang pengemis di kantornya, Kamis (17/9/2020). (Soloops.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menangkap seorang wanita pengemis yang kedapatan meminta-minta uang di simpang empat Transito, Kamis (17/9/2020).

Penangkapan seorang pengemis bernama Sarni, 50, warga Mekarsari, Nglorog, Sragen, itu bermula dari keluhan masyarakat. Keberadaan pengemis itu dianggap mengganggu pengguna jalan.

Advertisement

Pasalnya, dia meminta uang dengan mendekati satu persatu pengguna jalan yang kebetulan berhenti karena lampu lalu lintas menyala merah.

Diduga Nikahi Bocah Lagi, Syekh Puji Dituding Pedofil

Advertisement

Diduga Nikahi Bocah Lagi, Syekh Puji Dituding Pedofil

Pengemis itu kemudian digelandang ke Kantor Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen. Kepada petugas Satpol PP, wanita pengemis itu mengaku baru sepekan meminta-minta uang kepada pengguna jalan di simpang empat Transito.

Namun, berdasarkan keterangan sejumlah warga, wanita itu sudah beroperasi di simpang empat Transito sejak beberapa bulan terakhir. Pengemis itu membawa uang di tangan senilai Rp30.000. Namun, setelah diperiksa, ia membawa dompet berisi uang Rp190.000.

Advertisement

Sudah Sering

Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen, Heru Martono, mengemukakan razia pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT), pengamen dan anak punk sudah sering dilakukan anak buahnya. Biasanya, mereka ditangkap serta dibawa ke Kantor Satpol PP dan Damkar karena dianggap meresahkan warga, seperti pengemis di perempatan Transito itu.

"Setelah kami bawa ke sini, dia akan dijemput oleh petugas dari rumah singgah khusus PGOT di belakang Kantor Pemkab Sragen. Biar dia di sana dulu. Ini kami lakukan supaya dia bisa jera sehingga tidak meminta-minta uang lagi di simpang empat yang mengganggu pengguna jalan," ujar Heru Martono.

Guru Cantik Ini Diduga Ajak Murid Berhubungan Seks di Lapangan hingga Hamil

Advertisement

Heru mengaku sebenarnya merasa kasihan dengan PGOT. Namun, mereka tidak seharusnya meminta minta uang kepada pengguna jalan yang dapat menggangu kenyamanan bersama.

Menurutnya, mengemis bisa jadi ladang bisnis yang bila ditekuni dengan baik bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar.

"Dulu kami pernah menangkap pengemis yang sehari bisa mengumpulkan uang Rp800.000. Kami juga pernah menangkap pengemis yang pincang di Gambiran, setelah kami telusuri ternyata rumahnya bertingkat," papar Heru.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif