SOLOPOS.COM - Ilustrasi PTM SD dan SMP (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Sejumlah daerah di Soloraya berstatus zona merah setelah lonjakan kasus Covid-19 terjadi dalam dua pekan terakhir. Namun, Solo masih masuk kategori risiko zona oranye meski kondisinya tak jauh berbeda.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengakui Solo sudah dikepung zona merah. Kebijakan pertemuan tatap muka (PTM) pelajar masih terus mempertimbangkan perkembangan kasus Covid-19.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Pokoknya kami menunggu instruksi dari Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) dan dari Menkes. Sekiranya instruksinya tidak boleh, ya, kami tunda dulu. Tapi yang jelas, anak-anaknya sudah antusias semua, guru-guru sudah divaksin semua. Kami siap kok. Tenang saja,” kata dia, kepada wartawan, Sabtu (26/6/2021). Kendati tetap mempertimbangkan kondisi Covid-19 dalam beberapa pekan ke depan.

Baca Juga: 22.521 Anak di Jateng Kena Covid-19, Ganjar Berharap PTM Kembali Ditunda

Daring Dulu

Gibran menyebut simulasi sudah dilakukan dengan harapan PTM bisa tetap dilaksanakan pada Juli.

“Semoga ada penurunan. Kalau jadi PTM, mungkin anak-anak dari daerah sekitar yang zona merah otomatis ya harus daring. Sekali lagi, kami masih menunggu instruksi dari pusat. Kalau belum boleh ya terpaksa daring dulu. Jumlah kasus Covid-19 pada anak sekitar 5-10 persen, makanya daring dulu,” tandas Gibran.

Ia berharap percepatan vaksin dapat mendorong lebih cepat tercapainya kekebalan komunitas, sehingga pelaksanaan PTM juga lebih cepat.

Baca Juga: Uji Coba PTM Wonogiri Dilanjutkan Saat Tahun Ajaran Baru Juli 2021

“Sekali lagi vaksin ini bukan untuk kekebalan individu. Mungkin untuk warga Solo yang belum kebagian atau antre masih lama tidak perlu takut. Vaksin ini kekebalan komunal bukan individu. Jadi yang belum kebagian vaksin ini otomatis akan terlindungi oleh teman, tetangga, saudara yang sudah vaksin. Mereka yang sudah vaksin tetap protokol kesehatan,” ucapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan lonjakan kasus dalam setahun Pandemi didominasi klaster keluarga yang tak jarang menular pada anak.

Dari kumulatif kasus 12.000an, sekitar 5-10% di antaranya disumbang kalangan anak-anak. Sesuai aturan, mereka menjalani isolasi mandiri di rumah, dan tidak dikirim ke Asrama Haji Donohudan untuk karantina terpusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya