Soloraya
Minggu, 7 Juni 2020 - 22:28 WIB

Dikira Bercanda, Pria Karangmalang Sragen Bunuh Diri Beneran

Tri Rahayu  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petugas dari Polsek dan Puskesmas Karangmalang serta Polres Sragen menyampaikan hasil olah kejadian perkara dan pemeriksaan fisik korban kepada keluarga korban di Dukuh Ngadirejo RT 030/RW 013, Kroyo, Karangmalang, Sragen, Minggu (7/6/2020) malam. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang laki-laki asal  Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, AT, 45, nekat bunuh diri. Ia mengakhiri hidup dengan gantung diri di dapur rumah orang tuanya, Minggu (7/6/2020) sore.

Belum diketahui penyebab korban sampai nekat bunuh diri. Sebelumnya, korban pernah cerita ke adiknya tentang rencananya bunuh diri tetapi dikira bercanda.

Advertisement

Kisah tragis itu diungkapkan Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo melalui Kapolsek Karangmalang AKP Mujiyono saat dihubungi Solopos.com, Minggu (7/6/2020) malam. Peristiwa itu dilaporkan adik kandung korban, Bambang Joko Praptono, 42.

Kapolsek yang akrab disapa Muji itu menjelaskan peristiwa berawal saat Bambang keluar rumah dengan anaknya untuk jalan-jalan pada pada pukul 14.00 WIB. Bambang kemudian dan pulang pukul 17.00 WIB untuk menyalakan lampu.

"Bambang ini kaget ketika menyalahkan lampu dapur ternyata mendapati kakaknya sudah tergantung dengan seutas tali. Bambang berteriak meminta tolong warga. Dalam waktu singkat warga pun berdatangan. Bambang menjelaskan sebelumnya kakaknya sering mengaku akan bunuh diri tetapi cerita itu dianggap bambang hanya candaan. Ternyata niat kakaknya benar-benar dilakukan," ujar Muji.

Advertisement

Setelah menerima laporan, Muji berkoordinasi dengan Tim Identifikasi Polres Sragen dan Puskesmas Karangmalang untuk melakukan pemeriksaan fisik korban. Muji juga melengkapi dengan meminta keterangan beberapa orang sanksi.

Hasil pemeriksaan dan olah kejadian perkara yang disampaikan kepada pihak keluarga menjelaskan pria Sragen itu meninggal karena murni bunuh diri.

"Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Pihak keluarga bisa menerima kejadian itu dengan ikhlas dan meminta tidak dilakukan autopsi terhadap jenazah korban yang dituangkan dalam pernyataan tertulis," jelas Muji.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif