SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pengeroyokan wartawan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN — Anggota rombongan remaja yang hendak melakukan perang sarung dihajar massa karena dikira rombongan klitih di depan Pasar Srago, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Minggu (9/4/2023) sekitar pukul 03.00 WIB.

Akibatnya, satu orang mengalami sejumlah luka lebam dan lecet. Korban luka berinisial N, 20, warga Kecamatan Kalikotes, Klaten. Selain mengalami sejumlah luka, sepeda motor milik N juga dirusak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Setelah peristiwa itu, N bersama seorang temannya yang tertinggal rombongan dibawa ke Polres Klaten untuk dimintai keterangan. Kaur Bin Ops (KBO) Satreskrim Polres Klaten, Iptu Umar Mustofa, menjelaskan dari keterangan N dan seorang temannya, awalnya mereka berombongan sekitar 10 orang mengendarai sepeda motor.

Mereka berniat menuju wilayah Desa Jomboran, Kecamatan Klaten Tengah, untuk perang sarung dengan kelompok lainnya. “Rencana memang mau bertemu dengan temannya untuk perang sarung di sekitar SMPN 5 Klaten. Tidak ada permasalahan sebelumnya, yang diajak perang sarung ini teman lama mereka. Alasannya hanya iseng,” kata Umar saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Sesampainya di simpang empat Srago, ada orang yang meneriaki mereka klitih. Warga kemudian berdatangan. Melihat kedatangan warga, rombongan itu kabur. Namun, N bersama seorang temannya tertinggal rombongan dan tertangkap warga.

Selain mendapatkan sejumlah pukulan, sepeda motor N dirusak. Tak lama kemudian polisi datang dan mengamankan lokasi serta membawa N dan seorang temannya ke Mapolres.

Umar mengatakan tak ada senjata tajam yang dibawa N maupun teman-temannya. Polisi menemukan sarung yang digunakan untuk perang sarung dengan bagian ujung terikat. Sarung tak ditambahi batu atau pun senjata tajam.

Umar menjelaskan N memilih tak melaporkan kejadian penganiayaan yang menimpanya. Selain tak mengetahui pelaku yang mengeroyok, remaja yang hendak perang sarung di Klaten itu menyadari sudah melakukan kesalahan mengganggu ketertiban umum.

Imbauan Kapolres

Selanjutnya, orang tua N dan satu remaja lainnya diminta datang ke Polres untuk mendapatkan pembinaan sekaligus menjemput anak mereka.

“Sudah sering disampaikan agar orang tua memantau anak-anak mereka yang masih remaja. Meskipun usianya sudah di atas 18 tahun, tetapi mereka belum menikah sehingga butuh perhatian, pengawasan, serta arahan dari orang tua untuk tidak keluar malam dan mengisi kegiatan dengan hal-hal yang lebih bermanfaat,” jelas Umar.

Sebelumnya, Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo, mengeluarkan imbauan kepada warga Kabupaten Bersinar agar memastikan anak-anak mereka berada di rumah pukul 22.00 WIB. Imbauan itu disampaikan agar anak-anak tidak menjadi korban atau pun pelaku tindak kejahatan.

Leaflet berisi imbauan itu tersebar di berbagai akun media sosial termasuk grup Whatsapp (WA). “Imbauan untuk masyarakat. Jika sayang anak, pastikan pukul 22.00 WIB anak Anda sudah berada di rumah agar tidak menjadi korban ataupun pelaku kejahatan, perang sarung, tawuran, balap liar, dan genk motor,” tulis imbauan dari Polres Klaten yang menyebar tersebut.

Sementara itu, sejumlah warga di Pasar Srago tak mengetahui secara persis kejadian pengeroyokan serta perusakan sepeda motor dari kelompok remaja yang diduga klitih.

“Informasinya ada ramai-ramai, tetapi saya tidak tahu persisnya apa. Saat saya dagang pukul 03.30 WIB itu, sepeda motor yang sebelumnya ada di tengah jalan sudah tidak ada,” kata salah satu warga di Pasar Srago, Parmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya