Soloraya
Kamis, 27 Oktober 2022 - 06:02 WIB

Dilema Jembatan Sasak Sukoharjo-Solo: Tidak Direkomendasikan tapi Dibutuhkan

Magdalena Naviriana Putri  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor menyeberangi Sungai Bengawan Solo melewati jembatan sasak dari Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, menuju Beton, Sewu, Jebres, Solo, Rabu (5/10/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO —  Tiga jembatan sasak Sukoharjo-Solo yang melintang di Sungai Bengawan Solo sempat hanyut terbawa arus pada Rabu (19/10/2022). Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Advertisement

Beberapa waktu terakhir, buka tutup jembatan seolah jadi hal lumrah. Jembatan sasak ditutup jika debit air Sungai Bengawan Solo tinggi, kemudian akan dibuka lagi ketika kondisi aman.

Forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Mojolaban tak memiliki kuasa mengizinkan maupun menutup Jembatan. Sementara warga meminta pemerintah tak tinggal diam.

Advertisement

Forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Mojolaban tak memiliki kuasa mengizinkan maupun menutup Jembatan. Sementara warga meminta pemerintah tak tinggal diam.

Warga menuntut jalur alternatif itu justru dibuat permanen. Berdasar pada jauhnya jarak warga meminta jembatan penghubung Sukoharjo-Solo yang lebih permanen segera dibangun.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan melalui Kapolsek Mojolaban, AKP Tarto mengatakan pihaknya tak memiliki wewenang perihal perizinan maupun pelarangan jembatan sasak.

Advertisement

“Intinya kami sampaikan secara umum saja terkait [Pemeliharaan Keamanan Ketertiban Masyarakat] Harkamtibmas. Kalau larang melarang dan izin mengizinkan kami tidak menyinggung karena tidak punya kewenangan di situ,” jelas AKP Tarto kepada Solopos.com, Kamis (20/10/2022).

Tak hanya jembatan di Mojo, Plumbon ke arah Mojo, Pasar Kliwon, jembatan sasak kedua yang menghubungkan Gadingan ke Ngepung sempat hanyut hingga struktur jembatan banyak yang hilang.

Sepekan lalu sekitar pukul 19.00 WIB di Jagang, Gadingan, Mojolaban ke arah Beton, Sewu masih ada satu jalur tetapi sebagian terendam sehingga aktivitas dihentikan. Sementara pada sekitar pukul 00.00 WIB jembatan ke arah Beton itu turut hanyut tak tersisa.

Advertisement

“Dari situ kami menginisiasi komunikasi dengan Forkopimcam berikut lurah Kepala Desa Plumbon dan Kepala Desa Gadingan termasuk tiga pengelola kami kumpulkan. Di antaranya mereka membuat draft pertanggungjawaban sesuai saran Forkopimcam,” jelas AKP Tarto.

Dalam draft itu mereka menyepakati perihal pengoperasian jembatan yang harus lebih waspada dengan pertimbangan cuaca sudah memasuki musim hujan. Meskipun Mojolaban tidak hujan dari Wonogiri debitnya bisa saja tinggi.

Baca juga: Jembatan Sasak Solo-Gadingan Tetap Beroperasi, tapi Pakai Sistem Buka Tutup

Advertisement

Termasuk jam operasionalnya hanya berlaku sampai pukul 21.00 WIB itu pun dengan catatan air tidak naik dan cuaca cerah. Selain itu harus ada lampu penerangan dan upaya keselamatan lainnya.

“Kalau hujan kami perintahkan stop karena sasaknya licin. Kami kalau melarang juga tidak mungkin yang penting jangan lalai. Harus ada bentuk pertanggungjawaban dan keselamatan. Nantinya jangan sampai saling melempar tanggungjawab jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan,” terang AKP Tarto.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo, Agus Eko Budiyono, mengatakan tak bisa melarang operasional jembatan Sasak.

Meski demikian dia tak merekomendasikan pengendara melalui jembatan itu. Sebab telah ada rekayasa lalu lintas perihal penutupan Jembatan Mojo. Hal itu juga sudah di sosialisasikan jauh sebelum penutupan jembatan.

Terpisah, warga Mojolaban, Sukoharjo Santoso mengatakan pemerintah seharusnya turut berupaya membuatkan jalur alternatif yang lebih permanen agar masyarakat tak perlu khawatir jika hujan turun.

Baca juga: Pembangunan Jembatan Sasak Ketiga di Plumbon Sukoharjo Berlanjut

Mengingat jalur alternatif cukup jauh sehingga mereka memilih mengambil risiko melewati jembatan sesek.

“Kalau memutar kejauhan waktunya habis di jalan. Kalau hujan seperti ini jembatan sesek juga tidak bisa dilewati. Pemerintah barangkali mau mebuatkan jembatan yang lebih permanen biar kaki tidak khawatir kalau hujan mau lewat mana,” terang Santoso saat di temui di kawasan Mojolaban.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif