Soloraya
Sabtu, 20 Agustus 2011 - 11:48 WIB

Dilindas Sumber Selamat, siswi SMPN Jogonalan tewas

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Petugas RSUP Soeradji Tirtonegoro tengah mengidentifikasi jenazah Siti Rohimatul Fajar. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri).

Klaten (Solopos.com)–Siti Rohimatul Fajar, 14, siswi SMPN 1 Jogonalan Klaten tewas setelah terlindas bus Sumber Selamat (dulu Sumber Kenconored) di Jl Jogja-Solo tepatnya di depan Pabrik Gula (PG) Gondang Baru, Sabtu (20/8/2011).

Advertisement

Informasi yang dihimpun Espos di lokasi kejadian, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 07.15 WIB. Kala itu, Ima, panggilan korban, hendak menyeberang jalan menggunakan sepeda angin. Warga RT 1/RW II, Dagen, Wonoboyo, Jogonalan itu bermaksud ke sekolahnya yang berada tak jauh dari PG Gondang Baru. Tiba-tiba dari arah Jogja, muncul bus Sumber Selamat bernopol W 7021 UZ yang dikemudikan oleh Suyadi, 51, warga RT 17/RW V, Ngagel, Tenggak, Sidoharjo, Sragen dengan kecepatan tinggi.

Bus itu lalu melindas tubuh Ima dan sepeda anginnya hingga terseret sejauh sekitar 10 meter. Korban meninggal dunia di lokasi setelah mengalami benturan keras di kepalanya dan di sekujur tubuhnya. “Pada saat itu saya sedang menyapu halaman kios. Tiba-tiba terdengar suara rem dengan keras dari bus itu. Tetapi kecelakaan tak dapat dihindari, sementara korban terserat sejauh sekitar 10 meter,” kata Hantoro, 22, salah seorang saksi mata.

Dalam sekejap, lokasi kejadian dipenuhi oleh warga yang ingin melihat langsung dari jarak dekat hingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Tak lama kemudian, Satlantas Polres Klaten tiba di lokasi. Ima yang sudah tidak bernyawa selanjutnya dilarikan ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Soeradji Tirtonegoro. Polisi lalu membawa bus Sumber Selamat dan sepeda angin yang sudah ringsek sebagai barang bukti.

Advertisement

Sementara Abdul Rokhim, 50, ayahanda Ima saat ditemui di RSUP Soeradji Tirtonegoro mengatakan, saat peritiwa itu terjadi dirinya sedang berada di ladang. Dia berangkat ke ladang sebelum putri ketiga dari tujuh bersaudara itu berangkat ke sekolah. “Sebelumnya saya tidak punya firasat apa-apa. Almarhum juga tak berpesan apa-apa,” ujar Rokhim dengan mata berkaca-kaca.

(mkd)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif