Soloraya
Minggu, 4 Desember 2011 - 21:22 WIB

Diminta tak jualan selama APG, PKL Manahan pertanyakan relokasi sementara

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Sekitar 50 pedagang kaki lima (PKL) yang belum kebagian selter di sekitar Kompleks Stadion Manahan Solo diminta tidak berjualan sementara mulai Senin (5/12/2011) hingga berakhirnya penyelenggaraan ASEAN Para Games (APG) 2011. Namun, mereka dibuat bingung karena Pemkot belum memberikan kepastian tempat relokasi sementara.

Sejumlah pedagang yang ditemui Espos, Minggu (4/12/2011) siang mengungkapkan pemberitahuan mengenai hal itu sudah mereka terima pada pertengahan pekan lalu. Tidak hanya menghentikan aktivitas berdagang, para PKL juga diminta membongkar lapak masing-masing dan memasangnya kembali kalau sudah diizinkan berdagang lagi seusai APG.

Advertisement

Para pedagang itu sudah menanyakan di mana mereka bisa berdagang untuk sementara dan ada pula yang meminta Pemkot menyediakan bantuan dana bongkar pasang lapak, namun permintaan itu tidak atau belum dikabulkan. “Kalau tidak ada tempat relokasi sementara ya terpaksa tidak berjualan dulu. Rugi sudah jelas, apalagi ini bukan satu-dua hari melainkan bisa dikatakan hampir sebulan,” ungkap salah satu pedagang, Sigit.

Sigit menambahkan mestinya jika meminta pedagang tidak berjualan, Pemkot bisa bersikap bijak dengan menyediakan tempat relokasi sementara. Dengan demikian, pedagang tidak kehilangan pendapatan.

Terpisah, Ketua Paguyuban PKL Manahan, Kasdi membenarkan para pedagang yang belum kebagian selter memang diminta agar tidak berjualan sementara mulai Senin (5/12/2011) ini. Dia juga membenarkan sampai hari itu belum ada informasi ke mana para pedagang itu harus pindah sementara.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo mengatakan sekitar 50 pedagang yang diminta membongkar lapak selama penyelenggaraan APG itu untuk sementara akan ditawari menempati selter-selter yang kosong atau bergantian menempati selter pedagang lain. Dengan pengaturan waktu, misalnya ada yang berjualan siang dan ada yang malam, menurut Subagiyo hal itu bisa diatur dan tidak akan terlalu bermasalah.

Ditanya apa alasan Pemkot meminta para PKL itu untuk sementara berhenti jualan selama APG, Subagiyo mengatakan semua itu demi kerapian dan kenyamanan, baik peserta maupun pengunjung. “Selama penyelenggaraan Para Games ini kan pasti banyak tamu dari luar negeri yang datang. Tentunya Solo harus bisa menunjukkan sebagai kota yang bersih dan rapi,” kata Subagiyo, saat dihubungi Espos, Minggu.

shs

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif