SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura bekerja sama dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) dan pengamat hama penyakit (PP) di Kecamatan Ngadirojo intensif melakukan sosialisasi kepada 144 kelompok tani terkait program pertanian organik.

Koordinator Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Ngadirojo, Tambiyo, menyebutkan sosialisasi pertanian organik dilakukan setiap saat di seluruh desa/kelurahan di wilayah setempat. Hal itu guna mendorong penerapan program pertanian itu yang dinilai menguntungkan petani dari berbagai aspek.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami sosialisasi siang malam. Dari 144 kelompok tani di 11 desa di Ngadirojo, hampir semua sudah ada penyuluhan. Sambutannya juga cukup baik (terhadap pertanian organik) karena menguntungkan dari berbagai sisi,” ungkapnya kepada Espos dalam sebuah kesempatan di Wonogiri, Selasa (1/2).

Tambiyo mengatakan, meski produksi gabah sedikit berkurang selama dua sampai tiga musim tanam saat periode awal penerapan pola pertanian organik, kondisi tersebut sama sekali tak akan merugikan petani. Menurutnya penurunan produksi bisa ditutup dengan harga penjualan beras organik yang jauh lebih baik.

“Pengalaman para petani yang menerapkan sistem organik, beras bisa dijual dengan Rp 15.000/Kg atau dua kali lipat dibanding beras dengan pupuk dan obat kimia seharga Rp 7.000/Kg. Padahal setelah musim tanam ketiga, produksi juga cenderung meningkat,”  jelas Tambiyo yang juga Koordinator PPL Ngadirojo.

Ditemui terpisah, petugas PHP Kecamatan Ngadirojo, Febriyanto Purnomo, membenarkan perihal upaya sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan secara intensif kepada semua kelompok tani di desa/kelurahan setempat. Dikemukakan, sejauh ini ada sejumlah desa yang telah menerapkan pertanian semi organik.

“Sekarang memang giat-giatnya (sosialisasi). Harapan kami setelah paham mereka mau mengaplikasikan pola pertanian organik. Dalam jangka panjang kan para petani juga yang akan diuntungkan,” tandasnya.

Seperti disampaikan,Tambiyo dan Febriyanto Purnomo, luas areal tanam di Kecamatan Ngadirojo selama satu tahun mencapai 3.813 hektare, meliputi lahan pertanian dengan irigasi teknis, setengah teknis, dan tadah hujan. Keduanya juga menyampaikan, pola pertanian organik sangat cocok diterapkan di Ngadirojo karena ditunjang banyaknya populasi ternak sapi yang tersebar merata di seluruh desa/kelurahan.

try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya