Solopos.com, BOYOLALI -- Memasuki musim hujan, Satpol PP Boyolali berupaya melakukan penyisiran terkait keberadaan baliho atau papan reklame yang membahayakan. Sejumlah baliho dibongkar karena dinilai membahayakan. Hal ini mengingat karena sebelumnya terdapat satu papan reklame yang roboh dan jatuh di tengah jalan raya.
Kasi Penindakan Satpol PP Boyolali, Tri Joko Mulyono, mengatakan sebelum memasuki musim hujan, kegiatan penyisiran termasuk baliho dibongkar telah dilakukan. "Hampir tiga sampai empat kali sepekan kami melakukan penyisiran. Kami koordinasi dengan pihak BKD [Badan Keuangan Daerah]," kata dia, Senin (28/12/2020).
Dia mengatakan ada lebih dari 100 baliho dibongkar karena dinilai membahayakan. Sedangkan untuk baliho dengan ukuran relatif besar jumlahnya yang dibongkar atau dirobohkan ada sekitar 25 baliho.
Satpol PP Boyolali dan TNI/Polri Gelar Operasi Antisipasi Kerumunan di Malam Tahun Baru
"Terpaksa kami turunkan. Sebab kami nilai itu sudah tidak layak. Baik dari konstruksinya, kemudian pemilik atau pengelola juga tidak bisa dihubungi, seperti sudah tidak digunakan, akhirnya kami bongkar," kata dia.
Hingga saat ini pun kegiatan penyisiran baliho, baik yang tidak berizin, atau sudah tidak terpakai masih dilakukan. Sebelumnya sudah ada baliho yang dibongkar hasil dari penyisiran. "Kami koordinasi dengan BKD sebab data dari BKD," jelas dia.
Kaleidoskop Politik Solo 2020: Figur Cawali-Cawawali Bermunculan Berebut Restu Megawati
Diberitakan belum lama ini juga ada baliho yang roboh ke tengah jalan raya di wilayah Mojosongo. Hal itu sempat membuat lalu lintas di jalur utama Solo-Semarang itu teranggu. Beruntung tidak ada korban jiwa dari kejadian itu.
Saat peristiwa terjadi, menurut beberapa saksi, cuacanya tidak hujan dan tidak ada angin kencang. Diperkirakan robohnya baliho itu karena kondisinya yang sudah rapuh. Kejadian ini menjadi pertimbangkan sejumlah baliho terpaksa dibongkar.
Satu Pegawai Meninggal Positif Covid-19, Operasional Puskesmas Gajahan Solo Ditutup
Baca Dulu Baru Komen, Pria Ini Ceritakan Pengalaman Kehilangan Barang di Jepang